Beranda Tambang Today IMA dan AFMA Dorong Intra-ASEAN Trade di Sektor Pertambangan

IMA dan AFMA Dorong Intra-ASEAN Trade di Sektor Pertambangan

inovasi hendra
Ilustrasi: Tambang AMMAN

Jakarta, TAMBANG – Indonesia Mining Association (IMA) dan ASEAN Federation of Mining Association (AFMA) sepakat mendorong Intra-ASEAN Tradesektor pertambangan. Hal tersebut setelah keduanya bekerja sama dan melakukan pertemuan Dinner Reception di Jakarta pada Selasa 15 Oktober 2024.

Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Sidharto Suryodipuro menyampaikan acara resepsi diadakan untuk mendorong peningkatan kerja sama di sektor pertambangan di Kawasan Asia Tenggara. Kata dia, sumber daya-cadangan mineral dan batu bara ASEAN cukup besar.

“Dengan populasi lebih dari 700 juta orang dan kondisi geografis yang strategis serta tersedianya sumber daya dan cadangan mineral dan batu bara yang cukup besar, membuat posisi ASEAN semakin penting di tengah upaya global dalam menuju target karbon netral,” ungkap Sidharto.

Kementerian Luar Negeri, lanjut Sidharto, akan mendukung upaya pemanfaatan produk tambang hasil pengolahan dan pemurnian di Indonesia untuk dipasarkan ke negara-negara sahabat sehingga nilai tambah yang dihasilkan tidak hanya dinikmati oleh Indonesia tetapi juga di Kawasan Asia Tenggara.

“Hal ini sejalan dengan pilar Ekonomi sebagai salah satu dari 3 pilar utama ASEAN. Para Duta Besar & Perwakilan Tetap negara-negara ASEAN diharapkan bisa menjembatani memfasilitasi peningkatan perdagangan intra-ASEAN di sektor pertambangan,” jelas Sidharto.

IMA Pimpin Keketuaan AFMA Hingga Akhir 2026

Ketua IMA yang juga sebagai Presiden AFMA, Rachmat Makkasau mengapresiasi inisiatif yang diambil oleh pihak Kementerian Luar Negeri yang mengundang para duta besar negara-negara ASEAN agar keberadaan AFMA sebagai wadah industri yang merupakan mitra dari Sekretariat ASEAN dapat lebih diberdayakan guna mendukung peningkatan perdagangan serta investasi intra-ASEAN.

“Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar di ASEAN serta memiliki cadangan yang cukup besar untuk banyak mineral kritis yang sangat dibutuhkan di era transisi energi, sedang melakukan transformasi di sektor pertambangan dari penghasil konsentrat menjadi penghasil produk tambang hasil pengolahan dan pemurnian dalam negeri,” ucap Rachmat.

“Produk-produk hasil pengolahan dan pemurnian mineral dalam negeri, seperti tembaga katoda misalnya, berpotensi untuk dipasarkan di Kawasan Asia Tenggara,” lanjut Presiden Direktur PT. Amman Mineral Nusa Tenggara ini.

Rachmat juga menjelaskan bahwa kondisi keterbatasan pasokan beberapa mineral kritis khususnya tembaga dan alumunium membuat posisi Indonesia menjadi penting. “Dengan demikian potensi peluang perdagangan dan investasi di kawasan Asia Tenggara di sektor pertambangan sangat besar,” pungkas Rachmat.

Dirjen Mineral dan Batu Bara, Kementerian ESDM, Tri Winarno yang hadir dalam resepsi tersebut optimis, potensi kerja sama sesama negara ASEAN dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.

Tri menjelaskan, program hilirisasi era Jokowi yang bakal dilanjutkan Presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi tonggak pencapaian penting bagi keberlanjutan industri pertambangan di Kawasan Asia Tenggara.

“Kebijakan hilirisasi yang menjadi prioritas ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang nantinya akan dilanjutkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto, menjadi milestone penting pengembangan keberlanjutan industri pertambangan di Asia Tenggara,” beber Tri.

Perlu diketahui, keketuaan AFMA saat ini dipegang IMA yang efektif pada bulan Juli tahun 2024. Turut hadir juga dalam acara Dinner Reception Duta Besar dan Perwakilan Tetap negara-negara anggota ASEAN. Dari IMA hadir para Pengurus Inti dan Penasehat yang mewakili perusahaan-perusahaan anggota IMA di bidang mineral dan batu bara.