Kampanye energi bersih menggeliat cepat. Semua lini bisnis dituntut menekan emisi. Bahan bakar nabati yang ramah lingkungan kerap meninggalkan material. Butuh teknologi penyaring supaya satu sama lain saling diuntungkan. HYDAC punya solusi komprehensif untuk menjawab tantangan ini.
Jakarta, TAMBANG – Teknologi filtrasi ternyata punya peran penting dalam memastikan proses transisi energi tetap berjalan. Dia ampuh memisahkan kotoran dan dapat menguras kadar air yang terdapat dalam tangki bahan bakar biodiesel yang saat ini kadar minyak sawitnya sebesar 35 persen (B35). Unsur ini berasal dari fatty acid methyl ester (FAME).
Pengguna biodiesel harus menjamin berkurangnya kontaminasi dan rendahnya kadar air dalam bahan bakar tersebut. Tidak cukup hanya mengkondisikan solar sesaat sebelum digunakan dalam mesin. Bahan bakar harus disaring dan dikeringkan di setiap tahap rantai transportasi. Mulai dari produksi di kilang hingga pengguna akhir.
Untuk memenuhi persyaratan kualitas tinggi, penting untuk memantau kontaminasi partikel dan kandungan air di dalam kandungan biodiesel. Proses ini perlu dilakukan agar program transisi energi di segmen transportasi tetap berlangsung dan pemilik kendaraan alat berat tidak ada yang dirugikan.
Salah satu perusahaan yang menyediakan solusi untuk menjawab tantangan itu adalah HYDAC. Perusahaan asal Jerman ini berfokus pada teknologi hidrolik, filtrasi, pemrosesan fluida, dan teknologi kontrol. Mereka menawarkan berbagai produk dan solusi untuk aplikasi industri, termasuk mesin konstruksi, energi terbarukan, otomatisasi pabrik, dan banyak lagi.
Pada produk teknologi filtrasi, rangkaiannya mencakup unit filter, unit pengkondisi cairan dan sensor. Untuk setiap langkah proses mulai dari produksi hingga konsumsi, HYDAC menyediakan produk khusus untuk pemantauan dan pengkondisian cairan secara optimal.
Selain produk onboard untuk jumlah solar yang lebih kecil pada alat berat, peralatan juga tersedia untuk aliran yang lebih besar. Ini digunakan selama pengangkutan antar depot penyimpanan yang berbeda, di stasiun bahan bakar dan saat mentransfer ke mesin.
“Solusi kita cukup komprehensif. Di jalur diesel atau biodiesel yang dipakai bisa diaplikasikan di semua titik,” ungkap Managing Director PT Hydac Technology Indonesia, Rudy Karimun.
Secara sederhana, kata Rudy, unit yang ditawarkan HYDAC untuk menjaga kebersihan biodiesel baik di tempat penyimpanan besar, mobil tangki maupun mesin ada tiga solusi yaitu teknologi penyaringan, separasi kandungan air, dan pengawasan.
Salah satu produk filtrasi adalah LowViscosity Housing Filter LVH-F yang berfungsi memisahkan kontaminasi partikel dari biosolar. Desain ini membuatnya cocok untuk menghilangkan kontaminasi dalam jumlah besar secara andal dalam sekali jalan, sehingga menjamin kebersihan yang diperlukan.
Separasi kandungan air di solar (dewatering) juga diperlukan, di mana filter dapat dipasang sebagai tahap pra-filter dan dikombinasikan dengan unit dewatering LowViscosity Housing Coalescer LVH-C. Unit ini bukan barang habis pakai seperti yang biasa terjadi pada elemen filter yang bisa menyerap air bebas.
Lebih dari itu, LowViscosity Housing Coalescer LVH-C adalah unit stasioner yang solid dan ampuh mengeringkan air di ruang biodiesel. Selama penggabungan, tetesan air yang lebih kecil bergabung menjadi tetesan air yang lebih besar dan jatuh ke dasar wadah penggabungan.
Tetesan air ultra halus yang tersisa di solar dikeluarkan dari aliran diesel pada tahap filtrasi sekunder menggunakan elemen pemisahan dan juga mengendap di wadahnya. Air yang terpisah terkumpul di dasar wadah dan dapat dibuang dengan membuka katup.
LowViscosity Housing Coalescer LVH-C buatan HYDAC ini, dapat mengeringkan solar dalam jumlah besar secara efisien sekaligus memastikan sumber daya minyak dengan aman.
“Kita memastikan diesel atau biodiesel 100 persen sekalipun kita saring sampai memenuhi target kebersihan yang diminta alat berat. Itu bisa selalu kita lakukan. Tentu, semakin besar tuntutan, semakin besar juga biayanya,” jelas Rudy.
Untuk dapat menjamin kualitas penyaringan dan separasi kandungan air di solar yang dilakukan pada seluruh rantai proses dari hulu ke hilir, baik kontaminasi partikel maupun saturasi air solar harus diperiksa secara berkala.
Head of Engineering and Business Development HYDAC Indonesia, Wilvid Suryanto menyampaikan, HYDAC memiliki alat ukur yang dapat digunakan untuk memantau kedua level tersebut. Pertama adalah FluidControl Unit FCU 1000 portable. Teknologi yang bentuknya mirip koper jinjing ini cocok untuk digunakan secara mobile.
Kedua, CSM Economy ContaminationSensor digunakan untuk aplikasi stasioner dan dipasang secara permanen di sistem. Dari pengukuran yang dikumpulkan, dimungkinkan untuk memeriksa dan mengevaluasi seluruh jalur transit solar sehubungan dengan nilai kebersihan dan kadar air yang diperlukan.
“Kami punya teknisi untuk memastikan target kebersihan biosolar klien terealisasi. Kebersihan itu ada standarnya. Kita pastikan harus tercapai,” jelas Wilvid. Dia menyampaikan, semua mekanik berasal dari tenaga kerja lokal.
Lebih lanjut Wilvid menyebut, teknologi yang digunakan untuk membersihkan biosolar dan unit filter-nya itu dikirim langsung dari Jerman. Sementara perakitan manufakturnya dilakukan di dalam negeri.
Knowledge-Sharing untuk Klien
Pada bulan April 2024, HYDAC atas undangan BUMA sebagai kontraktor tambang mengadakan seminar bertajuk ‘Managing Diesel Fuel Cleanliness” di Balikpapan.
Seminar ini dihadiri langsung oleh wakil dari Hydac Indonesia dan Jerman sebagai pabrikan solusi filtrasi beserta alat ukur particle counter dan pihak BUMA yang dihadiri oleh wakil dari setiap site tambang. Wakil Hydac Jerman dihadiri Christoph Koehler.
Dalam kesempatan yang sama, team HYDAC juga menjelaskan mengenai konfigurasi infrastuktur pemompaan biosdiesel yang baik dan benar, sehingga dapat mendukung tuntutan operasional yang optimal, efisien dan ekonomis. Infrastruktur pompa Biodiesel yang tidak optimal akan mengakibatkan opesional yang terganggu karena jangka waktu pemompaan lama dan biaya yang tinggi karena filter diganti walaupun masih dalam kondisi baik. Hal ini didsikusikan secara mendetail dan dilengkapi sesi tanya jawab yang dinamis.
HYDAC juga menyampaikan solusi pengukuran dan monitor kebersihan biodiesel dan oli secara online atau langsung di lokasi tanpa kebutuhan mengirim sample ke laboratorium sehingga akurasi terjaga dan cepat.
Kedua belah pihak sangat mengapresiasi acara ini yang sangat bermanfaat untuk pemahaman serta kerja sama kedua pihak untuk pemilihan dan aplikasi solusi yang tepat di lapangan.
Agenda dari seminar ini adalah memberikan masukan dan berdiskusi mengenai solusi dan penanganan Bio Diesel yang baik dan menyeluruh sehingga kebersihan dari bahan bakar untuk kebutuhan alat berat sesuai tuntutan standard ISO 4406 dapat dipenuhi. Hal in sangat penting mengingat alat berat dengan performa tinggi dan motor diesel dengan teknologi mutakhir seperti common rail memerlukan kualitas dan kebersihan bahan bakar dan kandungan air dari Bio Diesel yang memenuhi standar yang sudah ditentukan.
Hasil Nyata di Lapangan – Dampak Langsung Terhadap Biaya Operasional
Pelanggan HYDAC di industri pertambangan cukup dominan terutama dari para kontraktor. Baru-baru ini, salah satu klien HYDAC menginformasikan improvement activity dan keberhasilan dari trial onboard filter dan separator (HDP) dari Hydac yang sangat mumpuni memenuhi standar ISO Cleanliness 4406 untuk diesel engine yaitu 17/16/14, dengan actual lifetime di unit selama 278 jam, cleanliness fuel di tank 17/14/9, fueltank water content 241 ppm, dengan cost/hour product mencapai 40% lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan filter merek lain.
HYDAC berkomitmen untuk terus beriringan dengan seluruh pelanggan memberikan solusi filtrasi biodiesel terbaik dan terlengkap yang nyata, kontinyu, dan konsisten.