Jakarta-TAMBANG. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sampai dengan Maret 2015 sudah mengeluarkan biaya hingga US$ 376 ribu untuk menunjang kegiatan eksplorasi yang dilakukan dua anak usahanya, yakni PT Trubaindo Coal Mining (TCM) dan PT Indominco Mandiri (IMM).
Eksplorasi yang dilakukan oleh anak-anak usaha ITMG tersebut merupakan kelanjutan aktivitas pemboran dari eksplorasi di bulan sebelumnya. “Kegiatan eksplorasi dilaksanakan oleh Departemen Geologi, dengan fokus diutamakan pada aktivitas pemboran pra-produksi dan pengembangan, dengan metode pemboran lubang terbuka dan pemboran inti,” demikian dijelaskan dalam laporan eksplorasi bulanan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (10/4).
Untuk Trubaindo, pemboran dilakukan pada area North Block (NB), South Block 1 (SB1), dan South Block 2 (SB2) yang terletak di Kecamatan Muara Lawa, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Pengerjaan dipercayakan pada tiga kontraktor pemboran PT Geryndo, PT Saribumi Prima Utama, dan PT Cosyindo.
“Pada bulan Maret 2015 belum dilakukan kegiatan pemboran di area North Block. Pada area South Block 1 telah dilakukan kegiatan pemboran pada 97 lubang bor yang meliputi pemboran lubang terbuka sedalam 3.909 meter dan pemboran inti sedalam 880 meter. Sementara di area South Block 2 telah dilakukan kegiatan pemboran pada 33 lubang bor yang meliputi pemboran lubang terbuka sedalam 1.629 meter dan pemboran inti sedalam 1.140 meter,” rinci laporan tersebut.
Kemudian, untuk kepentingan analisa diambil 47 sampel dari pemboran uji kualitas tambang, dan 250 sampel dari pemboran pra-produksi.
Dari jumlah US$ 2,196 juta yang dianggarkan bagi eksplorasi di Trubaindo untuk tahun 2015, sampai dengan triwulan pertama ini baru terserap sekitar 10% atau sebesar US$ 208 ribu.
Sementara untuk Indominco, pemboran dilakukan pada Blok Barat dan Blok Timur yang masuk dalam wilayah admistratif 3 kabupaten. Wilayah tersebut mencakup Kecamatan Sangatta Kabupaten Kutai Timur, Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kertanegara, serta Kecamatan Bontang Utara dan Selatan Kabupaten Bontang, yang semuanya termasuk dalam Provinsi Kalimantan Timur.
Berbeda dengan di Trubaindo, kegiatan pemboran di Indominco dilakukan oleh tim pemboran internal Departemen Geologi ITM yang telah memiliki dua unit alat bor Dando tipe 250 dan 210.
“Pada bulan Maret 2015 di Blok Barat belum dilakukan pemboran pra-produksi dan pengembangan. Pada Blok Timur telah dilakukan pemboran pra-produksi sebanyak 76 lubang bor dengan pemboran lubang terbuka sedalam 6.479 meter dan pemboran inti sedalam 497 meter,” demikian diuraikan dalam laporan tersebut.
Guna mendukung kegiatan eksplorasi telah dilakukan pengambilan sampel batu bara sebanyak 609 sampel dari pemboran infill dan pit, serta melakukan kegiatan geo-logging pada 76 lubang bor.
Dari US$ 2,1 juta yang dianggarkan untuk eksplorasi di Indominco, sepanjang triwulan pertama 2015 ini sudah terpakai sebesar US$ 168 ribu.
“Dari hasil pemboran pra-produksi akan dilakukan pembaruan korelasi data lapisan batu bara dan perkiraan jumlah batu bara yang akan ditambang. Hal ini akan mempengaruhi perhitungan cadangan batu bara tahap selanjutnya, sebelum dilakukan kegiatan penambangan pada daerah tersebut. Setelah pemboran pra-produksi, akan dilakukan pemboran pengembangan daerah baru dengan tujuan menambah tingkat keyakinan cadangan batu bara dibandingkan dengan data eksplorasi sebelumnya, dengan tingkat kerapatan yang lebih dekat,” laporan tersebut menyimpulkan.