Jakarta, TAMBANG – PT PLN berharap wacana pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) batu bara yang diinisiasi pemerintah segera dibentuk. Hal ini untuk menghindari krisis listrik lantaran para pemasok banyak yang menunda pasokannya ke perusahaan setrum tersebut.
“BLU ini sejak bulan April-Mei orang ini menunggu BLU ini akan keluar, sehingga beberapa pemasok ada yang menunda. Nah ini yang makin mempersulit kondisi saat ini ketika BLU itu tidak segera keluar,” kata EVP Batu Bara PT PLN, Sapto Aji Nugroho dalam sebuah diskusi, Selasa (2/8).
Sapto menjelaskan, saat ini rantai pasok batu bara yang ada di PLTU merupakan bantuan penugasan dari Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba) yang sifatnya sementara. Dia pun mendorong pemerintah untuk segera merealisasikan BLU agar pasokan batu bara PLN aman dan terhindar dari krisis sebagaimana sudah terjadi akhir 2021 lalu.
“PLN saat ini mendapatkan penugasan dari Minerba, kami selama ini hidupnya dari Dirjen Minerba. Karena itu PLN berharap pemerintah mengimplementasikan BLU dapat segera direalisasikan. Karena itu sebagai solusi dari disparitas harga,” jelasnya.
Dalam konsep BLU, PLN tetap membayar sesuai harga khusus yakni USD 70 per ton. Sementara, selisih harga akan ditanggung oleh BLU dimana dananya berasal dari urunan para pengusaha tambang yang melakukan penjualan sesuai harga pasar.
“Ini adalah solusi di mana PLN membayar 70 kemudian sisanya adalah ditanggung oleh sesama gotong royong dari penambang,” imbuhnya.
Lebih jauh Sapto menyampaikan bahwa baik PLN maupun pemasok, saat ini sama-sama dalam kondisi sulit apalagi harga batu bara sempat menyentuh angka USD 440 per ton. Dia pun mengatakan bahwa selain bisa mengamankan stok batu bara bagi PLN, BLU juga sangat membantu para trader karena memiliki kepastian harga.
“Intinya adalah kita sama-sama dalam kondisi tidak baik saat ini, baik PLN mauun pemasoknya. Kita berharap dan dorong sama-sama supaya BLU keluar supaya pemasok yang mempunyai kontrak itu tidak mengalami kesulitan. Begitu juga kami yang membutuhkan batu bara tidak mengalami kesulitan,” tandasnya.
Senada, Ketua Umum Pemasok Energi Mineral dan Batu Bara (Aspebindo), Anggawira menyebut bahwa BLU akan mempengaruhi suplai batu bara di PLN menjadi aman dan terkendali. Malah, dia mendorong industri lain seperti semen dan pupuk agar masuk ke dalam skema gotong royong tersebut.
“Dengan BLU ini PLN semakin gak pusing lagi dapat barang, semen dan lain-lain juga. Nanti ada subsidi yang akan dibayarkan dari selisih harga,” tegasnya.