Jakarta-TAMBANG. Perusahaan tambang mineral PT Harita Prima mengaku pernah didatangi petinggi Rusia Alumunium (Rusal). Pertemuan itu terjadi pada April 2013 yang berlangsung di Jakarta. UC Rusal sempat mengajak Harita yang nota bene memiliki konsesi tambang mineral bauksit.
Direktur Utama PT Harita Prima, Erry Sofyan mengatakan Rusal meminta untuk bertemu dirinya. Bahkan permintaan itu sampai tiga kali datang namun Erry selalu menolak. Pada pertemuan ke empat akhirnya Erry bersedia bertemu setelah Rusal meminta bantuan dari Wakil Ketua Kadin, Didie Soewondo.
“Rusal mengajak Harita untuk memonopoli konsensi bauksit di Indonesia tapi saya menolaknya,” cerita Erry ketika hadir di Coffee Morning Ditjen Minerba, Jumat (5/12).
Erry mengklaim bahwa perusahaannya memang memiliki relasi kuat dengan para pemilik konsesi IUP bauksit. Saat itu Erry juga sempat menyinggung apakah rencana Rusal untuk membuat smelter dengan Antam yang pernah tercapai di 2007 jadi dilaksanakan atau tidak.
Cerita Erry, pihak Rusal saat itu mengatakan tidak berminat membangun smelter dan hanya ingin berdagang. “Itu kenapa saya ragu ketika mereka datang kedua kalinya dengan menggandeng Arbaya Energi dan mengklaim akan bangun smelter,” ungkap Erry.
Seperti diketahui UC Rusal pada Februari 2014 lalu meneken nota kesepahaman dengan Arbaya Energi, perusahaan yang dipimpin Suryo Bambang Sulistiyo, Ketua Umum Kadin. Dalam kesepakatan itu Rusal mengklaim akan membangun smelter alumina di Kalimantan Barat. Hingga saat ini rencana itu belum juga ada realisasinya.