Beranda Mineral Harita Group Akan Bangun Smelter Nikel Di Pulau Obi

Harita Group Akan Bangun Smelter Nikel Di Pulau Obi

Foto Istimewa

Jakarta-TAMBANG- Hilirisasi mineral merupakan amanat UU Minerba yang harus ditaati semua perusahaan tambang. Saat ini sudah banyak perusahaan tambang mineral yang sedang membangun smelter. Salah satu perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, Harita Group lewat anak perusahaannya, PT Megah Surya Pertiwi (PTMSP) menyatakan komitmen untuk mendukung kebijakan peningkatan nilai tambah tersebut.

 

PT Megah Surya Pertiwi (PTMSP) akan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Nilai investasi diperkirakan mencapai kurang lebih US$ 320,000,000.

 

Untuk merealisasikan proyek ini perusahan menggandeng sebuah Perusahaan BUMN dari Tiongkok Xinxing Ductile Iron Pipes Co., Ltd, dan beberapa perusahaan dari Singapura yaituXinxing Ductile Iron Pipes (Singapore) Pte. Ltd,  Qiyun Investment Holdings Pte. Ltd, dan Corsa Investments Pte. Ltd. Untuk Harita Group akan diwakili PT Harita Jayaraya yang merupakan induk perusahaan Harita di Indonesia.

 

Guna menjamin kepastian suplai bahan baku mineral (feedstock), PTMSP akan mengadakan Perjanjian Kerjasama jual-beli bahan mentah nikel dengan PT Trimegah Bangun Persada (PTTBP) dan PT Gane Permai Santosa (PTGPS). Kedua perusahaan ini adalah pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi nikel yang terafiliasi di bawah bendera Harita Group di Pulau Obi.

 

Senior Geologis Harita Group, Robby Rafianto mengatakan bahwa cadangan dan sumber daya nikel yang dimiliki Divisi Nikel Harita Group, cukup memadai untuk membangun smelter nikel.  Sementara General Manager Nickel Smelter Project Harita, Handrijono mengungkapkan bahwa  smelter yang akan dibangun menggunakan teknologi Rotary Kiln Submerge Arc Furnace (RK-SAF) terdiri dari 3 line dengan kebutuhandaya listrik sebesar 120MW.

 

Smelter ini direncanakan akan menghasilkan 100,000 ton Ferronickel per tahun. Handrijono juga menambahkan, bahwa untuk kebutuhan tenaga listrik, PTMSP akan membangun PLTU secara mandiri terdiri dari 3 unit pembangkit dengan kapasitas 3 x 40 MW sesuai kebutuhan smelter.

 

“Kami berharap proyek pembangunan smelter ini dapat didukung oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat. Kami juga berharap pembangunan smelter ini dapat memberikan manfaat melalui penyerapan tenaga kerja, pendapatan asli daerah (PAD), pembayaran pajak dan non-pajak dan program pengembangan masyarakat”kata Handrijono.

 

Arif Perdanakusumah, Senior GM External Relations Harita Group mengatakan proyek ini direncanakan dimulai pada pertengahan tahun ini yang ditandai dengan peletakan batu pertama.  mengungkapkan akan diadakan pada sekitar pertengahan Juni 2015.

1 KOMENTAR

  1. Ralat: “menggandeng perusahaan BUMN Tiongkok, Xinxing Ductile Iron Pipes Co.Ltd, serta beberapa perusahaan lainnya dari Singapura, Xinxing Ductile Iron Pipes (Singapore) Pte. Ltd, Qiyun Investment Holdings Pte. Ltd, dan Corsa Investments Pte. Ltd.” Seharusnya pemegang saham yang benar: “Harita menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China, Xinxing Ductile Iron Pipes Co. Ltd, dan beberapa perusahaan lainnya dari Singapura yaitu Xinxing Ductile Iron Pipes (Singapore) Pte. Ltd, Qiyun Investment Holdings Pte. Ltd, dan Corsa Investments Pte. Ltd”

Komentar ditutup.