Beranda ENERGI Migas Harga Rendah, Sinopec Tutup Sejumlah Ladang Minyak

Harga Rendah, Sinopec Tutup Sejumlah Ladang Minyak

Beijing, TAMBANG. RENDAHNYA harga minyak, yang dimaksudkan OPEC untuk menyingkirkan produsen minyak berbiaya tinggi, telah mencapai sasarannya. Sinopec, perusahaan minyak terbesar kedua di Cina, memutuskan untuk menutup paling tidak empat ladang minyaknya. Empat ladang itu bagian dari 70 ladang minyak Shengli, di Provinsi Shandong. Di provinsi ini, Sinopec telah berproduksi lebih dari 50 tahun.

 

Koran South China Morning Post memberitakan kemarin, penutupan sumur minyak akan membuat perusahaan menghemat US$ 19,9 juta dan mengurangi rugi hingga 200 juta yuan. Harga rendah akan mengurangi cadangan minyak, tanpa menghasilkan untung sama sekali. Satu-satunya cara, sumur yang berproduksi dengan biaya tinggi harus ditutup.

 

 

‘’Sinopec telah mempertahankan produksi di sumur-sumur tuanya. Dengan harga minyak sekarang, sumur seperti itu tak bisa dipertahankan,’’ kata Neil Beveride, analis dari Hong Kong. Ia memperkirakan, biaya produksi di sumur yang ditutup itu di atas $50 per barel. ‘’Kami perkirakan produksi Sinopec tahun ini berkurang 5-10% karena penutupan sumur-sumur itu,’’ kata Neil Beveridge.

 

Sinopec bukan perusahaan Cina pertama yang menutup ladang minyaknya. Januari lalu China National Offshore Oil Corporation mengumumkan produksi minyaknya pada 2016 dipangkas 5% ketimbang produksi 2015, dan belanja modalnya dikurangi 12%.

 

Li Fanrong, Kepala Eksekutif CNOOC mengatakan, dengan harga minyak di bawah $30 per barel, susah bagi perusahaan untuk menutupi biaya produksi. ‘’Kami berharap bisa mengurangi ongkos lebih cepat ketimbang penurunan harga,’’ kata Li Fanrong.

 

Produksi Cina tahun ini diperkirakan turun 3-5% ketimbang tahun lalu, yang produksinya mencapai 4,3 juta barep per hari. Ini merupakan penurunan pertama dalam tujuh tahun terakhir.