Beranda ENERGI Migas Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia Naik

Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia Naik

Jakarta – TAMBANG. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price / ICP) bulan April 2015 tercatat naik US$ 3,92 per barel, dari US$ 53,66 per barel ke US$ 57,58 per barel. Khusus untuk jenis minyak Sumatera Light Crude / Minas, harganya juga ikut terkerek US$ 5,73 per barel, dari US$ 54,19 per barel menjadi US$ 59,92 per barel.

 

Perubahan harga tersebut sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang seluruhnya kembali mengalami peningkatan harga.Kenaikan harga rata-rata jenis minyak mentah utama lain di pasar internasional adalah sebagai berikut.

 

> West Texas Intermediate (WTI / Texas Light Sweet) – New York Merchantile Exchange (NYMEX) naik US$ 6,77 per barel dari US$ 47,85 per barel ke US$ 54,63 per barel.

> Brent – Intercontinental Exchange (ICE) naik US$ 4,2 per barel dari US$ 56,94 per barel ke US$ 61,14 per barel.

> OPEC Reference Basket (ORB / OPEC Basket) naik US$ 4,60 per barel dari US$ 52,46 per barel ke US$ 57,06 per barel.

 

Tim Harga Minyak Indonesia menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan beberapa faktor, termasuk peristiwa serangan udara ke Yaman oleh koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi. Serangan itu meningkatkan risiko geopolitik, dan terganggunya pengapalan minyak mentah di Timur Tengah.

 

Faktor lain pendorong naiknya harga minyak mentah adalah permintaan global yang sedikit membaik. Berdasarkan publikasi organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) di bulan April 2015, permintaan minyak mentah tahun ini diproyeksikan mencapai 92,45 juta barel per hari. Angka tersebut naik dari proyeksi yang diterbitkan bulan sebelumnya, yang hanya 92,37 juta barel per hari.

 

Dalam laporan bulanan OPEC April 2015 itu dicantumkan pula informasi tentang penurunan drastis jumlah rig pengeboran yang beroperasi di kawasan Amerika Utara. Bila pada bulan Februari 2015 ada 1.372 rig pemompa minyak, di bulan Maret 2015 jumlah rig yang beroperasi tinggal 402 saja.

 

Kemudian, badan energi milik Pemerintah Amerika Serikat, Energy Information Administration (EIA) pun melaporkan stok BBM pada bulan April 2015 menipis dibanding bulan sebelumnya. Stok yang tersimpan di tangki-tangki Negeri Abang Sam itu tercatat sebesar 227,5 juta barel, turun 1,6 juta barel dibanding bulan sebelumnya.

 

Faktor lain yang mendorong harga minyak dunia naik adalah tren pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat, dibandingkan beberapa mata uang utama lainnya.

 

Khusus untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak juga dipengaruhi peningkatan permintaan minyak mentah dan kondensat dari Jepang yang memperbesar kapasitas kilang-kilang pengolahan minyaknya. Selain itu, Cina juga menunjukkan peningkatan permintaan untuk produk gasoline dan gasoil.