JAKARTA, TAMBANG. HARGA minyak dibuka turun di sejumlah bursa di Asia, Senin ini, setelah pertemuan para produsen minyak di Doha tidak membuahkan hasil. Pertemuan yang digadang-gadang sejak dua bulan lalu itu diniatkan untuk menahan tingkat produksi minyak, sehingga harga minyak bisa pulih mendekati harga pada awal 2014.
Pertemuan itu dihadiri oleh 18 negara. Dari OPEC antara lain hadir Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Venezuela. Iran, salah satu produsen utama anggota OPEC, menolak hadir. Dari negara utama produsen minyak non-OPEC, antara lain hadir Rusia. Harapan akan berhasilnya pertemuan itu membuat harga minyak terdongkrak naik lebih dari 50% sejak Februari lalu. Jumat pekan lalu, harga West Texas Intermediate, minyak acuan Amerika Serikat, menembus US$ 41,50 per barel.
Harapan akan kenaikan harga itu kini melemah. Pagi ini harga minyak West Texas turun 6,7% menjadi $37,70. Harga minyak Brent turun 6,9% menjadi $40,14. ‘’Pasar kembali loyo. Harga bisa kembali menjadi $30 per barel, hanya dalam sehari,’’ kata Abhishek Deshpande, analis dari Natixis, lembaga keuangan internasional dari Perancis, sebagaimana dikutip koran The Wall Street Journal hari ini.
Turunnya harga minyak biasanya mempengaruhi pasar modal. Harga saham bergerak seiring dengan pergerakan minyak, tahun ini. Saham perbankan sangat terpengaruh harga minyak karena banyak kredit perbankan yang disalurkan ke perusahaan minyak.
Dalam pertemuan di Doha, hadir para produsen utama yang memasok lebih dari separuh produksi dunia. Mereka gagal mencapai kesepakatan setelah Saudi Arabia keberatan akan tercapainya mufakat tanpa melibatkan Iran.
Iran sejak awal menolak untuk membatasi produksinya. Iran akan terus menambah produksinya, dan merebut kembali pasar minyak yang tergerus selama Iran mendapat sanksi dari PBB.
Kata Deshpande, membaiknya harga minyak akhir-akhir ini digerakkan adanya harapan pertemuan Qatar bakal membuahkan hasil. ‘’Kegagalan pertemuan itu sangat merisaukan investor,’’ kata Deshpande.