TAMBANG, DUBAI. SEBUAH perusahaan riset dari Dubai menyarankan OPEC untuk memangkas produksinya, agar harga minyak bisa langgeng di atas US$50 per barel. Biro riset itu, GIQ Industry Survey menyebutkan, ‘’Produksi harus dipangkas untuk membuat harga minyak naik.’’
Pekan depan, para produsen anggota OPEC akan bertemu di Aljazair. Salah satu tema yang diperkirakan adalah pembekuan tingkat produksi. Menurut GIQ Survey, yang paling penting adalah mengurangi jumlah pasokan minyak ke pasar.
Kesimpulan itu didapat GIQ Survey setelah menanyai 250 eksekutif perusahaan energi di negara-negara teluk, dan hasilnya diumumkan Ahad kemarin. Dua pertiga dari mereka menyarankan pemangkasan produksi lebih penting ketimbang sekadar pembekuan tingkat produksi.
OPEC, yang menghasilkan sepertiga produksi minyak dunia, akan bersua produsen dari non-OPEC pada 28 September di Aljazair, untuk membicarakan cara menaikkan harga melalui pembatasan produksi.
‘’Ini saat yang tepat untuk bertindak, semua pihak juga sudah diap,’’ tutur Gubernur OPEC untuk Iraq, Falah Alamri, menanggapi hasil survei itu. OPEC terakhir mengurangi pasokan minyak pada 2008 ketika terjadi krisis ekonomi.
Sebanyak 20% responden memperkirakan harga minyak akan jatuh, dan lingkaran harga minyak yang rendah akan terjadi seperti pada awal 2016, bila pertemuan OPEC dan non-OPEC itu gagal mencapai kesepakatan. ‘’Kita harus melakukan sesuatu, karena harga minyak yang rendah tak diterima oleh siapapun,’’ kata Alamri.
Harga minyak Brent untuk perdagangan ke depan turun hampir 4% menjadi $45,89 per barel, Jumat lalu, kurang dari separuh harga dua tahun lalu.
Aljazair, sebagaimana dikutip oleh kantor berita Xinhua, optimistis pertemuan itu bisa menghasilkan kesepakatan. ‘’Anggota OPEC akan sepakat untuk mencapai harga stabil,’’ kata Menteri Energi Aljazair, Noureddina Bouterfa, dalam konperensi pers di ibukota Aljazair, Aljiers.
Katanya, dua anggota OPEC yang berpengaruh, Iran dan Saudi Arabia, sudah mengeluarkan sinyal positif mengenai perlunya tindakan untuk menaikkan harga minyak melalui pengurangan produksi. Hal serupa ditunjukkan Pemerintah Rusia.