WINA, TAMBANG. IRAN kemungkinan tidak akan bergabung dengan langkah sejumlah negara anggota OPEC untuk bersama produsen minyak di luar OPEC menahan produksi pada tingkat bulan Januari 2016. Dua produsen utama, yaitu Saudi Arabia dan Rusia, aktif mendorong terjadinya pertemuan itu. Total produksi kedua negara itu lebih dari 20 juta barel per hari.
Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri, dalam jumpa persnya kemarin di sekretariat OPEC, Wina, mengatakan, Iran kemungkinan bergabung dengan rencana produsen lain yang akan membekukan produksinya belakangan. ‘’Iran tetap berniat menaikkan produksi,’’ kata Abdullah al-Badri.
Produsen minyak dari OPEC dan non-OPEC rencananya bertemu pada 17 April mendatang di Doha, ibukota Qatar, untuk membicarakan pembekuan tingkat produksi. Namun Iran, menyusul diakhirinya sanksi oleh PBB dan negara-negara barat pada Januari lalu, memilih untuk meningkatkan produksinya.
Iran beralasan, selama beberapa tahun disanksi PBB, pasar minyaknya tergerus. Kini saatnya untuk mengembalikan pangsa pasar yang sempat hilang.
‘’Saya berharap, hasil pertemuan di Qatar akan positif bagi kita semua,’’ kata Abdullah al-Badri. ‘’Iran tidak keberatan terhadap pertemuan itu. Hanya ada beberapa kondisi yang membuat Iran tidak bergabung. Mungkin di masa depan, Iran baru bisa ikut,’’ lanjutnya.
‘’Harga, alhamdulillah, naik lagi. Semoga kecenderungan ini berlanjut,’’ kata Abdullah al-Badri. ‘’Saya tidak berharap harga naik tinggi. Kenaikan yang moderat saja,’’ katanya.
Harga minyak diperdagangkan di atas US$41 per barel, kemarin. Januari lalu harga minyak menyentuh US$ 27 per barel, terendah selama 12 tahun. Abdullah al-Badri berharap, harga minyak telah mencapai dasar.
‘’Saat ini, problem yang kita hadapi adalah masih ada stok sekitar 300 juta barel, di atas rata-rata stok selama lima tahun ini. Jika kita bisa membereskan urusan stok ini, harga akan kembali normal,’’ katanya.
Beberapa anggota OPEC berpendapat, sebetulnya yang dibutuhkan bukan hanya pembekuan produksi. Tetapi juga pemangkasan pasokan.
Namun Abdullah al-Badri berpendapat, pembicaraan soal pengurangan pasokan merupakan sesuatu yang terlalu dini. ‘’Mari kita bekukan dulu produksi di tingkat bulan Januari 2016. Setelah itu, mari kita lihat apa yang terjadi,’’ katanya.
Foto : Sekretaris Jenderal OPEC, Abdullah al-Badri