JAKARTA, TAMBANG. HARGA minyak naik hampir 5%, hari ini, setelah keluarnya komentar dari Menteri Perminyakan Uni Emirat Arab yang menyatakan bahwa OPEC setuju terhadap pemangkasan produksi. Meski demikian para analis berpendapat, pemangkasan produksi itu sebetulnya belum akan terjadi.
Harga minyak Brent pada Jumat siang Waktu Indonesia Barat ini diperdagangkan pada US$ 31,43 per barel, naik $1,37 atau 4,56% dibanding hari sebelumnya.
Kenaikan harga itu terjadi setelah Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail bin Mohammed al-Mazrouei mengatakan bahwa OPEC ingin berbicara dengan produsen minyak lain untuk mengiskusikan pemangkasan ekspor minyak.
Uni Emirat Arab adalah salah satu anggota OPEC, dengan produksi minyak 2,794 juta barel per hari. Kata Suhail, tanpa pembicaraan antara OPEC dengan non-OPEC, sebetulnya harga minyak murah telah memaksa produsen mengurangi produksi minyaknya. Saat ini sebetulnya secara diam-diam pasar tengah berupaya menuju keseimbangan baru.
Minyak patokan dari Amerika, West Texas Intermediate untuk penyerahan ke depan diperdagangkan US$ 27,42 per barel, naik $1,21.
Meski harga Brent dan West Texas meningkat, analis berpendapat, kecil kemungkinan OPEC dan non-OPEC menyetujui pemangkasan produksi. Harga minyak yang murah sebagai akibat produksi yang berlebih, akan tetap terjadi.
‘’Komentar Menteri Perminyakan Uni Emirat Arab bahwa OPEC bersedia memangkas produksinya, hanya punya sedikit dampak,’’ kata analis dari Bank ANZ.
Harga minyak terpuruk lebih dari 70% sejak pertengahan 2014, karena terjadi kelebihan produksi 1-2 juta barel per hari di saat pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Harga bergejolak, turun naik 10-20% dalam satu sesi perdagangan.