Jakarta – TAMBANG. Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price / ICP) bulan Desember 2014 tercatat turun US$ 15,83 per barel dibanding bulan sebelumnya, dari US$ 75,39 per barel ke US$ 15,83 per barel. Perubahan harga tersebut sejalan dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang seluruhnya mengalami penurunan.
Khusus harga minyak produksi Indonesia jenis Minas / Sumatera Light Crude (SLC) juga dilaporkan mengalami penurunan sebesar US$ 16,33 per barel dari bulan November 2014, ke angka US$ 60,00.
Penurunan harga rata-rata jenis minyak mentah utama lain di pasar internasional adalah sebagai berikut.
> West Texas Intermediate (WTI / Texas Light Sweet) – New York Merchantile Exchange (NYMEX) turun US$ 16,52 per barel dari US$ 75,81 per barel ke US$ 59,29 per barel.
> Brent – Intercontinental Exchange (ICE) turun US$ 16,36 per barel dari US$ 79,63 per barel ke US$ 63,27 per barel.
> OPEC Reference Basket (ORB / OPEC Basket) turun US$ 15,34 per barel dari US$ 75,57 per barel ke US$ 60,23 per barel.
Harga minyak di pasar internasional semakin tertekan karena kondisi kekhawatiran pasar. Kekhawatiran tersebut didsarkan pada keputusan OPEC yang tetap bertahan pada kuota produksi sebesar 30 juta barel per hari. Sekretaris Jenderal OPEC menyatakan bahwa OPEC tidak menetapkan patokan harga minyak mentah, dan menolak untuk mengadakan pertemuan darurat.
Bahkan, Uni Emirat Arab sebagai salah satu produsen minyak terbesar dunia tidak menunjukkan sinyalemen untuk mengurangi pasokan ke pasar dunia. Menurut menteri perminyakannya, pemotongan produksi minyak tak perlu dilakukan meskipun harga mencapai US$ 40 per barel. Negera-negara di Kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi, Irak, Iran, dan Kuwait pun ramai-ramai menurunkan harga jual resmi (official selling price) minyak mentah yang diproduksinya.
Di bulan Desember 2014, OPEC mempublikasikan data proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2014 sebesar 91,13 juta barel per hari. Angka itu kembali turun dengan selisih 0,06 juta barel per hari dari yang diproyeksikan bulan sebelumnya.
Sementara itu, laporan dari Energy Information Administration (EIA) – Amerika Serikat menununjukkan bahwa tingkat stok mingguan minyak mentah dan BBM di negara tersebut selama bulan Desember 2014 mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Stok minyak mentah dilaporkan naik 6,2 juta barel, sementara stok BBM melonjak hingga 20,4 juta barel, dan distillate fuel oil juga bertambah 9,5 juta barel.
Faktor pendukung lain adalah nilai tukar mata uang Dollar Amerika Serikat yang masih mengalami tren penguatan dibanding mata uang lainnya.
Khusus untuk kawasan Asia Pasifik, turunnya harga minyak juga dipengaruhi pelemahan perekonomian Cina, serta menurunnya permintaan gasoil di India.