Jakarta, TAMBANG – Melesatnya harga batu bara yang mencapai rata-rata USD80 per ton, membuat PT PLN harus merogoh kocek tambahan USD17 per ton. Totalnya uang sebesar Rp14 triliun pun keluar untuk menutup biaya produksi pada 2017 lalu.
“Tahun lalu asumsi RKAP kami USD63 per ton, kemudian harga naik sampai USD80 per ton. Ini melesat jauh dari perkiraan awal, sehingga keluar uang sebesar Rp14 triliun,” kata Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso, Senin (5/2).
Kebutuhan terhadap batu bara memang saat ini diakui Supangkat masih tinggi untuk PLN, sekitar 60 persen menggunakan baru bara . karena harga yang dikeluarkan untuk rata-rata biaya pembangkit dari baru bara hanya mencapai Rp650 per kWh.
Harga tersebut , lebih murah dibandingkan bila memakai bahan bakar minyak, yang mencapai Rp1.600 per kWh dengan porsi kebutuhan PLN hanya 5,81 persen. Serta gas sebesar USD8 per kWh dengan kebutuhan PLN terhadap gas hanya 24,81 persen.