Beranda Batubara Harga Batu Bara Anjlok, Laba ADRO Turun 21 Persen

Harga Batu Bara Anjlok, Laba ADRO Turun 21 Persen

Jakarta-TAMBANG.Perusahaan tambang batu bara papan atas Indonesia PT Adaro Energy,Tbk (ADRO) merasakan dampak pelemahan harga batu bara. Dalam laporan keuangan yang disampaikan dalam RUPS disebutkan laba bersih perseroan turun 21%. Di sepanjang tahun 2014 induk usaha dari PT Adaro Indonesia ini membukukan laba bersih sebesar US$ 183,5 juta.

 

Presiden Direktur PT Adaro Energy,Tbk Boy Garbaldi Thohir memberi alasan bahwa kondisi ini karena turunnya permintaan global. “Laba bersih Adaro Energy turun 21 persen menjadi sebesar US$ 183,5 juta yang dipengaruhi harga batubara yang masih rendah di tahun 2014 karena kelebihan pasokan dan melemahnya permintaan di Cina,” ungkap Garibaldi Thohir melalui keterangan pers, yang diterima Majalah TAMBANG, Kamis (23/4).

 

Garibaldi mengakui kondisi ekonomi makro tahun lalu tergolong sulit, di mana harga batubara masih tertekan akibat kelebihan pasokan dan kapasitas di pasar. Dan Ia memperkirakan kondisi ini masih akan sama di tahun ini. “Kami perkirakan kondisi pasar masih akan menantang di tahun 2015. Namun demikian, kami yakin bahwa fundamental jangka panjang untuk sektor batubara dan energi tetap kokoh,” ujar Garibaldi optimis.

 

Diterangkan pula bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menyatakan sepakat terkait penggunaan laba perusahaan 2014 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 178,16 juta. Sebanyak 42% dari total laba bersih atau US$75,49 juta  digunakan untuk pembayaran dividen tunai, sedangkan sisanya US$ 100,89 juta menjadi laba yang ditahan.

 

“Dividen tunai interim sebesar US$ 30,07 juta, sedangkan sisanya sebesar US$ 45,42 juta akan dibagikan sebagai dividen tunai final,” jelasnya.

 

Para pemegang saham juga menerima pengunduran diri Sandiaga Salahuddin Uno berdasarkan surat yang diterima perusahaan  tertanggal 16 April 2015.

 

Ke depan meski masih terbilang sulit, perusahaannya akan berupaya memperkuat bisnis logistik dan menyasar sektor hilir dengan ikut mengembangkan bisnis ketenagalistrikan. “Kami tetap berada pada jalur yang tepat untuk menciptakan nilai maksimum dari batubara Indonesia, termasuk membayar dividen tunai dan membantu membangun negara,”kata Garibaldi.