Jakarta – TAMBANG. Setelah sukses beroperasi secara komersial selama dua tahun, General Electric (GE) mengumumkan serah terima pembangkit listrik Manjung 4 dengan kapasitas 1.000MW kepada Tenaga Nasional Berhad (TNB) Malaysia. GE yang bertindak sebagai kontraktor EPC, bekerjasama dengan CMC Engineering sebagai mitra konsorsium dalam pembangunan pembangkit listrik.
Pembangkit listrik Manjung 4, yang terletak di kompleks Manjung, Perak, Malaysia, merupakan pembangkit listrik ultra-supercritical tenaga batubara pertama di Asia Tenggara dan merupakan bagian penting dari kebijakan diversifikasi energi Malaysia. Manjung 4 adalah unit tunggal terbesar di Asia Tenggara dan mampu menghasilkan listrik untuk hampir dua juta rumah tangga.
Pembangunan Manjung 4 memakan waktu empat tahun dan mulai beroperasi secara komersial pada 14 April 2015. Dengan menggunakan teknologi pembakaran ultra-supercritical dari GE, pembangkit listrik tersebut dapat menghasilkan listrik dengan emisi yang rendah hingga 10% dibandingkan rata-rata pembangkit listrik tenaga batubara di dunia. Setiap persen dari tingkat efisiensi tersebut bisa mengurangi emisi karbon dioksida hingga 2%. Selain itu teknologi pembakaran ultra-supercritical juga bisa mengurangi biaya-biaya operasi keseluruhan dari pembangkit listrik ini.
Selama beroperasi, Manjung 4 telah memberikan nilai tambah kepada TNB. Selain efisiensi yang luar biasa, Manjung 4 juga mampu memasok tenaga listrik yang sangat tinggi, terutama selama tahun kedua beroperasi. Selama dua tahun beroperasi, pembangkit listrik ini telah mampu memastikan 94,5% ketersediaan tenaga listrik, melebihi target yang ditetapkan dan telah memungkinkan TNB untuk memaksimalkan pasokan listrik ke jaringan listrik para pelanggannya.
Kebutuhan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan batubara tetap merupakan bagian vital dalam rantai pasokan energi. Dengan menerapkan solusi yang bisa diandalkan, terjangkau, dan efisien di Manjung 4, GE telah membuktikan bahwa batubara bisa terus memainkan peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan energi yang bisa diandalkan dan yang berkelanjutan.
“Manjung 4 menjadi bukti teknologi tercanggih dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara, serta menunjukkan potensi dari teknologi ultrasupercritical sebagai solusi untuk menurunkan emisi, dan di saat yang bersamaan juga memenuhi kebutuhan energi yang kian meningkat di Asia Tenggara,” ungkap Andreas Lusch, Presiden dan CEO, GE Steam Power Systems.
Manjung 4 memiliki teknologi pengendalian lingkungan yang canggih, dimana teknologi ini bisa mengurangi emisi SO2 dan NOx hingga 70% dibandingkan dengan unit Manjung lainnya.
Sistem Seawater Flue Gas Desulfurization (FGD) dari GE bisa mendorong pengurangan emisi SO2 hingga lebih dari 90%. Hal ini memungkinkan Manjung 4 menghasilkan tingkat emisi sebesar 200mg/Nm3, jauh di bawah standar Bank Dunia yaitu sebesar 750 mg / Nm3.
Dengan kemampuan EPC berkelas dunia yang bisa membantu para produsen listrik, seperti TNB, dalam memenuhi komitmen mereka untuk bertanggung jawab terhadap pasokan listrik serta bertanggung jawab terhadap lingkungan di dalam industri yang sangat dinamis ini, GE Steam Power Systems menerima penghargaan dari Asian Power and International Project Management Association untuk keberhasilannya didalam proyek ini.