Jakarta,TAMBANG,- Satu lagi kegiatan kemanusian dilaksanakan PT Berau Coal, perusahaan tambang batu bara nasional yang beroperai di wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kali ini perusahaan berkolaborasi dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, dan RSUD Abdul Rivai, mengadakan Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis untuk Masyarakat Berau dan sekitarnya. Kegiatan baksos ini dilaksanakan di RSUD dr. Abdul Rivai pada 14-15 Juli 2023 ini menjadi bagian dari upaya nyata mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dikesempatan itu, Asisten 1 Setkab Berau, Hendratno mewakili Bupati Berau menyampaikan terima kasih, apresiasi, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran manajemen PT Berau Coal, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, dan RSUD Abdul Rivai, atas terselenggaranya kegiatan bakti sosial tersebut.
“Tentu, ini merupakan suatu kegiatan yang sangat positif dan dinantikan masyarakat kita, terutama bagi para pasien katarak. Saya sangat bersyukur, PT Berau Coal sebagai salah satu perusahaan terbesar di Kabupaten Berau memiliki perhatian dan semangat luar biasa dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” jelas Hendratno.
Ia kemudian menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Berau memiliki komitmen kuat untuk menyelenggarakan program pembangunan kesehatan sebagai agenda prioritas. Kesehatan masyarakat adalah salah satu indikator penting dalam upaya mewujudkan kemajuan daerah. Untuk itu, Pemda senantiasa menjalin kerja sama dengan berbagai elemen, salah satunya PT Berau Coal, sebagai upaya membangun sinergitas percepatan implementasi kebijakan daerah. Hendratno juga mengapresiasi kepada dedikasi pengabdian para dokter spesialis mata dan tenaga medis yang merupakan relawan dari Yayasan Tzu Chi Sinar Mas.
“Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada para dokter spesialis mata dan tenaga medis yang telah bertugas sejak 8 Juli lalu hingga hari ini. Semoga segala sesuatu yang kita lakukan bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai pahala di sisi Allah SWT,” ungkapnya.
Di kesemmpatan itu, Direktur Operasional & HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud kepedulian bersama dalam memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur. “Program ini sebagai bentuk komitmen kami dalam menebar manfaat bagi masyarakat. Perusahaan mendukung program pemerintah untuk membantu mengurangi angka katarak, meringankan beban masyarakat, mendorong percepatan pemulihan kesehatan, dan juga kesejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Berau, dan umumnya di Indonesia,” ungkap Arief.
Ketika seseorang menurun dan terganggu fungsi penglihatannya, maka hal ini juga akan mempengaruhi kualitas kehidupannya. Data Hasil survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia dan Balitbangkes pada tahun 2022, menunjukan angka kebutaan mencapai 3 persen, sementara itu penyakit katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi mencapai 81%. Hal ini juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai jumlah kasus kebutaan tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Sebelumnya, pada tanggal 8 Juli 2023, sekitar 300 pendaftar telah melakukan proses screening. Dari jumlah tersebut, sebanyak 142 pendaftar dinyatakan lolos untuk menjalani tindakan operasi. Tidak hanya dari Kabupaten Berau, peserta juga hadir dari Kutai Timur dan Kalimantan Utara. Kegiatan bakti sosial ini merupakan bagian dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal dalam pilar kesehatan.
PT Berau Coal dan kontraktor mitra kerja juga secara konsisten mendukung program-program di bidang kesehatan seperti pencegahan stunting di kampung-kampung dampingan, pengobatan gratis, penyediaan sanitasi yang baik dan layak untuk masyarakat.
“Juga saat pandemik Covid-19 lalu, kami bersama pemerintah, RSUD Abdul Rivai Berau, unsur POLRI, TNI, PMI dan berbagai pihak lainnya berkolaborasi untuk menanggulangi pencegahan Covid-19 melalui dukungan-dukungan sarana dan prasarana kesehatan,” jelasnya.
Arief meyakini bahwa dengan program-program kolaborasi yang dilakukan bersama dengan berbagai pihak akan membawa semangat kebersamaan dan kebaikan yang lebih luas dalam memajukan Kabupaten Berau seperti yang kita lakukan hari ini. “Untuk itu kami berharap, kolaborasi-kolaborasi semacam ini bisa dilakukan kembali dan tentu dengan lebih banyak pihak yang dilibatkan” ungkap Arief.
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada seluruh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas, Pemerintah Kabupaten Berau, Manajemen RSUD Abdul Rivai dan seluruh pihak yang terlibat dalam program ini. “Semoga kebaikan yang kita jalankan dapat memberikan kemudahan dan keberkahan dalam kehidupan kita,” pungkasnya.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sebagai Non Government Organization (NGO) memiliki relawan yang tersebar di wilayah Indonesia dan aktif dalam mendukung program-program kemanusiaan. Program yang dilaksanakan di Berau tahun ini menunjukkan bahwa katarak merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan penanganan yang tepat. Tim medis yang melakukan proses screening berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi dan bekerja secara sukarela.
Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas, Tawang Sotya Djati menjelaskan, bahwa penyakit mata katarak menjadi salah satu program prioritas yayasan karena tingkat kejadian yang tinggi di Bumi Pertiwi. Oleh karena itu, yayasan memberikan perhatian khusus terhadap fenomena penyakit ini.
“Tim medis terdiri dari 7 dokter spesialis mata dan 22 tenaga medis dari Jakarta, ditambah dengan sejumlah tenaga medis dari RSUD, Dinkes, pendamping puskemas, dan relawan-relawan yang terlibat dari Berau. Alat medis juga telah didatangkan langsung dari Jakarta untuk mendukung kegiatan ini,” ungkapnya.
Salah seorang penerima manfaat baksos operasi katarak gratis, Bangbingsong seorang petani asal Kampung Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung. Ia mengungkapkan rasa syukur karena telah mendapatkan kesempatan untuk menjalani operasi katarak gratis. Kondisi ekonominya yang terbatas menjadikannya tidak mampu memperoleh pengobatan secara mandiri.
“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada pihak penyelenggara dengan adanya baksos ini kami berhasil dioperasi, sebelumnya nggak lihat sama sekali, tapi hari ini sudah mulai bisa melihat. Karena dengan katarak ini hidup kita kurang nyaman, semoga kemanfaatan seperti ini bisa meluas, supaya masyarakat lainnya bisa merasakan hidup yang nyaman,” tutupnya.