Tangerang, TAMBANG – Kontraktor pertambangan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mengadakan pelatihan pengolahan produk olahan dari lidah buaya (Aloe vera) kepada UMKM binaan RW 12 Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus) di Alam Sutera, Tangerang, pada Rabu (12/2).
CSR Officer PT Pamapersada Nusantara, Rezky Putri Harisanti, menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendorong perekonomian lokal berbasis UMKM, khususnya di masyarakat ring satu. Dalam pelatihan ini, seluruh peserta yang merupakan ibu-ibu diberikan pemahaman sekaligus praktik langsung dalam pembuatan agar-agar kristal dari lidah buaya.
“Pelatihan ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan, jadi tidak hanya sekadar teori,” ujar Rezky.
Menurut Rezky, tanaman lidah buaya di lingkungan RW 12 Cipinang Melayu cukup melimpah, namun pemanfaatannya masih terbatas pada olahan minuman sederhana. Melihat kondisi tersebut, PAMA berinisiatif untuk mengembangkan produk olahan lidah buaya agar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
“Di lingkungan RW 12, hampir setiap rumah memiliki tanaman lidah buaya. Kami melihat ini sebagai peluang yang bagus untuk dikembangkan, karena memang belum ada permasalahan yang signifikan di sana,” ucapnya.
Rezky menjelaskan bahwa setelah pelatihan pengolahan makanan, PAMA juga akan melaksanakan pelatihan serupa untuk produk minuman berbahan baku lidah buaya. Dia berharap pelatihan ini dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
Baca juga : ASPINDO Gelar Business Gathering, Soroti Kebijakan Implementasi B40 Sektor Pertambangan
“Harapannya, pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” pungkas Rezky.
Ketua Program Studi Teknologi Pangan Universitas Bina Nusantara, Diana Lo, menjelaskan bahwa olahan manisan atau jelly lidah buaya memiliki nilai komersial yang tinggi dan umur simpan yang panjang.
“Manisan lidah buaya adalah produk yang memiliki nilai komersial tinggi dengan umur simpan yang cukup lama,” ucap Diana.
![](https://www.tambang.co.id/wp-content/uploads/2025/02/1739352228135_20250212_093920-1200x675.jpg)
Dia berharap, selain mahir membuat manisan lidah buaya, peserta pelatihan juga dapat memasarkan produk tersebut ke publik.
“Dengan harapan, ibu-ibu setelah menghasilkan produk ini bisa menjualnya, karena karakteristik lidah buaya yang khas dan aromanya yang masih tercium dengan baik,” pungkasnya.
Salah satu peserta sekaligus Ketua PKK RW 12, Giaty Iryani, mengapresiasi PAMA dan Universitas Binus yang telah mengadakan pelatihan ini. Menurut Giaty, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan olahan dari lidah buaya yang selama ini hanya sebatas olahan minuman.
“Pelatihan ini membuka wawasan kita untuk mengembangkan produk dari lidah buaya yang sebelumnya hanya satu macam. Dengan adanya pelatihan ini, kami dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan produk yang ada di RW 12,” ucap Giaty.
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) memang memiliki banyak manfaat dan kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Selain sering digunakan untuk keperluan kosmetik, lidah buaya juga mengandung sejumlah nutrisi penting yang bermanfaat jika dikonsumsi dengan benar, termasuk dalam bentuk olahan manisan jelly kristal.