Jakarta, TAMBANG – PT Indika Energy Tbk (Indika Energy) melalui anak perusahaannya, PT Indika Medika Nusantara (IMAN) menggandeng Bioneer Corporation (Bioneer) untuk mendirikan perusahaan joint venture bernama PT Bioneer Indika Group (BIG).
Pendirian BIG telah ditandatangani kedua belah pihak pada 11 Januari 2023. BIG didirikan sebagai bentuk kerja sama dalam mengembangkan sektor kesehatan di Indonesia dan memberikan layanan konsultasi manajemen di bidang kesehatan.
“Kesehatan adalah masalah kemanusiaan. Kita perlu membangun kerja sama dengan semua pihak untuk mencapai Indonesia yang berkelanjutan,” kata Vice President Director dan CEO Grup Indika Energy, Azis Armand, dalam keterangannya, dikutip Selasa (17/1).
Menurutnya, membangun Indonesia yang berkelanjutan tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi dan lingkungan. Kesehatan adalah ukuran penting kemajuan sebuah bangsa dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Aspek kesehatan berkontribusi terhadap pembangunan nasional melalui penciptaan lapangan kerja yang produktif, penurunan pengeluaran untuk penanggulangan risiko kesehatan, dan dampak sosial yang lebih besar.
“Melalui pendirian BIG, Indika Energy turut mengembangkan sektor kesehatan di Indonesia agar lebih mandiri serta mudah diakses oleh masyarakat luas, sehingga diharapkan dapat menciptakan nilai jangka panjang yang bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan,” tuturnya.
Chairman Bioneer, Park Han-oh menyatakan kerja sama ini bisa membantu meringankan persoalan kesehatan di dalam negeri. Selain itu, dia juga berharap pendirian perusahaan patungan ini bisa meningkatkan standar kesehatan Indonesia bertaraf internasional.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan Indika Energy dan berharap sistem diagnostik molekuler Bioneer akan membantu penanggulangan masalah kesehatan di Indonesia, serta dapat meningkatkan standar kesehatan internasional, jelas Park.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penderita hepatitis dan tuberkulosis tertinggi di Asia Tenggara. Deteksi dini merupakan bagian dari upaya pencegahan penyakit menular, seperti pada masa pandemi COVID-19 lalu.
“Teknik diagnostik molekuler Bioneer adalah salah satu standar terbaik untuk pengujian diagnostik karena lebih sensitif dan efisien apabila dibandingkan dengan teknik kultur konvensional,” ujarnya.
BIG akan mulai fokus untuk mengembangkan ExiStation, sebuah sistem diagnostik molekuler yang telah digunakan di Indonesia selama pandemi COVID-19. Selain virus COVID-19, ExiStation dapat mendeteksi penyakit seperti tuberkulosis secara lebih awal dan akurat. ExiStation juga dapat digunakan dengan mudah di daerah dengan akses infrastruktur medis yang terbatas.
Sebagai informasi, Bioneer adalah perusahaan bioteknologi Korea Selatan pertama yang didirikan pada tahun 1992. Perusahaan ini telah mengembangkan produk dan teknologi biologi molekuler yang terkini, termasuk diagnostik molekuler, probiotik, dan RNAi. Bioneer mengintegrasikan kemampuannya untuk mengembangkan teknologi generasi berikutnya di era pasca-genom melalui penemuan instrumen dan biokimia baru.