Subang-TAMBANG- Sampai catur wulan II 2015, produksi minyak dan gas dari PT Pertamina EP Field Subang belum mencapai target yang ditetapkan. Karena adanya perbaikan teknis alat pemurnian gas CO2. Field Subang juga berpotensi menambah produksi sebesar 300 BOPD.
Selain perbaikan teknis alat pemurnian gas CO2 yang rutin dilakukan setiap 5-10 tahun, target produksi Field Subang terhambat karena diperpanjangnya kontrak PT Yudistira, produsen LPG yang juga memanfaatkan gas atau kondensat dari Field Subang, pada 30 Juni 2015 lalu.
“Sampai catur wulan kedua 2015 ini, produksi minyak baru mencapai 95 persen sementara gas masih 90 persen. Kalau tidak ada kendala dua kegiatan tersebut, saya yakin bisa mencapai 100 persen,” demikian disampaikan Defrian Basya Siregar, Field Manajer Field Subang, akhir pekan lalu.
Perpanjangan kontrak degan Yudistira, lanjut Defrian, saat ini tengah diseleseikan oleh SKK Migas. Pengerjaan perbaikan pemurnian CO2 juga sudah kembali pulih, sehingga ia berharap pada September 2015, produksi kembali berjalan dengan baik.
“Dari kontrak dengan Yudistira, kita kehilangan 100 BOPD dan dari kegiatan perbaikan CO2 removal, sebesar 150 BOPD. Jadi kita kehilangan 250 BOPD,” ungkap Defrian.
Realisasi produksi sampai bulan akhir Juli 2015, minyak sebesar 1583 BOPD dan produksi gas sebesar 233,4 MMSFCD. Namun demikian ia mengaku Field Subang masih mendapatkan apresiasi dari tim Manajemen, karena mampu menjaga stabilitas produksi.
Ia berharap, dengan kembali pulihnya 2 kegiatan yang sejauh ini menjadi penghalang produksi sesuai target, Field Subang yang didominasi gas dan ikutan minyak serta kondensat itu, bisa pulih dan bisa melampaui produksi seperti pada 2014, dimana field Subang mencatatkan produksi di atas 2000 BOPD.
Lebih jauh Defrian Basya juga field Subang berpotensi akan menambah produksi. Saat ini Feild Subang sedang melakuakn kegiatan eksplorasi baru di tiga sumur. Yakni sumur Jati Sinta, Jati Asri 2 dan Jati Asri 3. Dari tiga sumur tersebut, mampu memproduksi minyak sekitar 200 hingga 300 BOPD.
“Saat ini masih menunggu restu dari SKK Migas untuk menambah target produksi seikitar 300 BOPD dalam rencana kerja kita,” ungkapnya optimis.
Dengan kegiatan eksplorai dan potensi tamabahan produksi tersebut, ia berharap saat harga minyak naik, Pertamina secara korporat akan bisa menangguk untung. Saat ini lebih slow down tetapi menyimpan kekuatan. Untuk melakukan efektivitas, Field Subang juga belum melakukan kegiatan pengembangan sumur. Karena masih terpengaruh pada kondisi eksternal, dimana harga minyak terus mengalami penurunan.