Jakarta, TAMBANG – Majalah TAMBANG kembali menggandeng Exxonmobile Lubricants Indonesia (EMLI) untuk mengadakan webinar series. Kali ini, topik yang diangkat seputar Mining Safety mengenai pengembangan inovasi digital pada aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dunia pertambangan.
“Bahwa tenologi digital berkembang cepat. Di pertambangan teknologi telah mampu mendorng produktivtas dan menekan biaya dan menjamin keselamatan karyawan,” kata Direktur Majalah TAMBANG, Atep Abdurofiq dalam sambutannya, Rabu (24/8).
Menurutnya, masih banyak insiden yang dialami insan tambang terutama yang ada di lapangan. Karena itu, penggunaan teknologi mutakhir perlu diterapkan sehingga keselamatan dan kesehatan karyawan terjamin saat mereka bekerja.
“Masih banyak terjadi insiden di pertambangan dan ini menjadi konsen kita bersama. Salah satu di aspek saftey, pengaplikasian kamera di kabin alat berat, pemantau kecepatan, optimalisasi perangkat lunak, dan ini banyak sudah diadopsi perusahaan tambang,” bebernya.
Dalam kesempatan ini, Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Minerba KESDM, Sunindyo Suryo Herdadi menyebut inovasi digital dan teknologi di sektor pertambangan memiliki peran penting dalam membangun ketahanan keselamatan dan kesehatan pekerja tambang.
“Teknologi, dan inovasi memiliki peran penting dalam membangun ketahanan keselamatan terhadap berbagai guncangan dan era disrupsi, ungkap Sunindyo.
“Mau tidak mau kalau tidak mengikuti perkembangan industri itu akan punah. Dunia pertambangan ke depan harus bisa menyesuaikan dengan tantangan teknologi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sunindyo menyatakan Pemerintah sejauh ini sudah mendorong badan usaha untuk menciptakan iklim berusaha yang aman melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2018 tentang pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
“Terkait safety di industri pertambangan, Pemerintah sudah menerbitkan Permen ESDM nomor 26 tahun 2018 meliputi teknis pertambangan, konservasi mineral dan batu bara, keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, keselamatan operasi pertambangan,” ujarnya.
Dalam Permen tersebut dijelaskan juga soal pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, reklamasi, dan pascatambang serta pascaoperasi.
“Yang paling penting pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan dan penerapan teknologi pertambangan, paparnya.
Diskusi yang mengangkat tema Digital Innovation for Safety Resilience ini turut dihadiri pembicara ahli, yakni Ketua Forum Kepala Teknik Tambang (KTT) Kalimantan Timur, Agah Wahyu Nugraha, Direktur/KTT PT Insani Baraperkasa, Agus Miramsya Oscar dan Direktur Perhimpunan Tenaga Ahli Alat Berat Indonesia (Pertaabi). Sementara, diskusi dipandu oleh Direktur Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia (APKPI), Alwahono.