Jakarta, TAMBANG – Kementerian ESDM mendorong masyarakat untuk memasuki era listrik. Penggunaan energi listrik tidak hanya ada dalam peralatan elektronik, tapi juga peralatan rumah tangga.
“Kita dorong rumah tangga di perkotaan mulai memakai kompor induksi,” kata Menteri ESDM, Igansius Jonan, saat menjadi narasumber dalam acara Energy Talk: Mendongkrak Rasio Elektrifikasi, di Energy Building SCBD Jakarta, Selasa (6/2).
Kompor induksi merupakan kompor yang menggunakan energi listrik, bukan menggunakan gas LPG sebagaimana kompor pada umumnya. Konsumen rumah tangga mendapat berbagai kelebihan dengan menggunakan kompor induksi, diantaranya, lebih aman karena tidak akan meledak, ramah lingkungan terbebas dari CO dan Co2, murah serta lebih cepat panas.
Secara ekonomis, perbandingannya memasak satu liter air pakai kompor induk bisa menghemat Rp 50 dari pada menggunakan kompor gas.
“Masyarakat perkotaan banyak tinggal di apartemen atau rumah bertingkat. Tak mungkin nanti nenteng-nenteng LPG 3kg ke lantai 17 misalnya,” seloroh Jonan.
Selain itu, Jonan berharap agar energi listrik juga merambat ke kendaraan. Pihaknya sangat mendukung program mobil listrik dengan menginiasi pajak hingga nol persen.
“Pemerintah berupaya menjadikan bea masuk (mobil listrik) jadi nol persen, serta Pajak Penjualan atas Barang (Mewah/PPnBM) juga nol persen,” paparnya.
Jonan optimis saat ditanya soal pasokan listrik bagi kendaraan tersebut. Pasalnya, pembangkit berkekuatan 1300-1400 MW sudah tahap commissioning tahun ini.
“Program 35 ribu MW perlahan terealisasi. Terhitung sejak awal dicetuskan pada pertengahan 2015, hingga saat ini sudah ada 1300-1400 MW yang COD (Commercial Operation Date atau Commissioning),” tutupnya.