Jakarta-TAMBANG. Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan “Gerakan Potong 10%” di hari Car Free Day di sepanjang jalan M. H. Thamrin sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI), hari Minggu. (15/5). Ini merupakan gerakan untuk merubah perilaku masyarakat untuk lebih bijak menggunakan energi.
“Kita akan pasang berbagai iklan, berbagi sarana untuk menjelaskan untuk mengingatkan di televisi, media cetak di kereta api, di pesawat, di terminal, kita akan pasang semua, akan kita terus gelontorkan, terus akan kita lakukan dan jangan sampai berhent,” demikian kata Menteri ESDM, Sudirman Said.
Gerakan ini menurut Menteri ESDM merupakan gerakan nasional dengan target utama menghemat konsumsi energi hingga 10%. Sehingga kampanye gerakan ini akan terus digemakan antara lain melalui kegiatan pemberian label efisiensi energi, membentuk manajer dan auditor energi, penggunaan lampu hemat energi, mengoptimalkan peran perusahaan jasa energi, menggerakan Penggerak Energi Tanah Air (PETA).
Selain Jakarta, kampanye publik untuk gerakan ini akan dilakukan serentak di 20 kota besar yakni Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Lampung, Jabodetabek, Cilegon, Bandung, DIY, Semarang, Sidoarjo, Surabaya, Denpasar, Makassar dan Balikpapan.
Menurut Menteri ESDM tiga hal sederhana yang bisa dilakukan masyarakat lewat gerakan 3 M, yaitu mematikan, mencabut dan mengatur. Perilaku tadi dinilai lebih efesien ketimbang membangun jaringan listrik. “Kalau kita melakukukan kebiasaan-kebiasaan mudah, maka akan timbul 10% yang memberi manfaat besar sekali,” ungkap Sudirman. Ia juga menambahkan 10 persen memiliki nilai sama dengan fasilitas produktivitas minyak. “Sama dengan fasilitas Cepu yang sedang kita resmikan nanti,” kata Sudirman kepada wartawan.
Untuk diketahui target utama gerakan potong 10% yakni merubah perilaku masyarakat secara masif dan berkelanjutan sehingga butuh waktu. “Yang namanya perilaku itu tidak bisa cepat. Kita akan sepanjang tahun mengampanyekan,”ungkap Sudirman. Menteri juga mengingatkan bahwa pembangunan Wilayah Timur Indonesia harus segera dikebut demi pendistribusian listrik yang tepat kepada masyarakat. Sudirman menilai selama ini kondisi listrik di Wilayah Timur Indonesia sangat memperhatinkan. Oleh karenanya dengan upaya menghemat akan membantu Pemerintah meningkatkan kesiapan listrik di Indonesia timur.