Jakarta,TAMBANG,- Indonesia dikenal sebagai produsen bijih nikel serta eksportir nikel matte dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) terbesar di dunia. Negara ini pun menyatakan kesiapannya untuk terus memimpin pasar nikel global. Eramet, sebuah grup pertambangan dan metalurgi global asal Prancis yang bergerak di bidang logam menyatakan kesiapannya mendukung upaya Pemerintah tersebut. Perusahaan yang telah aktif di Indonesia selama 17 tahun siap berkontribusi dalam memperkuat pertumbuhan berkelanjutan Indonesia dengan menjadi mitra terdepan pemerintah Indonesia dalam mendorong transisi energi dunia.
“Kenaikan Indonesia ke posisi terdepan di pasar nikel global tidak dicapai sendiri, ini merupakan hasil dari berbagai faktor, dan dukungan pemerintah memegang peran yang penting. Dukungan ini memastikan terciptanya lingkungan yang kondusif dalam industri nikel, sehingga memberdayakan Indonesia untuk menegaskan posisinya sebagai pemain utama di panggung global,” ungkap Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour.
Bruno menegaskan kesiapan Eramet untuk menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan visi tersebut. Dengan membangun kolaborasi yang erat antara sektor swasta dan pemerintah, Eramet yakin bahwa Indonesia dapat terus menjadi yang terdepan di pasar nikel global.
Lebih lanjut Ia menekankan pentingnya pendekatan strategis untuk memahami potensi Indonesia dalam rantai pasok industri kendaraan listrik (EV). Dalam upaya ini, Eramet secara aktif menjalin kemitraan dengan berbagai pihak sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem kendaraan listrik global.
“Sektor nikel saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan bersama, baik yang bersifat lokal, terkait pasar, maupun internasional – hal ini merupakan bagian integral dari menjalankan bisnis. Meski demikian, kami tetap berkomitmen untuk tidak hanya memajukan bisnis, tetapi juga turut serta berkontribusi dalam pembangunan Indonesia,” ujar Bruno.
Meski demikian, Bruno juga menyampaikan tantangan utama yang perlu diatasi dalam mewujudkan visi tersebut. Tantangan ini mencakup upaya untuk menjamin kesuksesan transisi energi sambil menjaga dan memulihkan keseimbangan antara manusia dan alam. Hal ini menjadi semakin penting dalam menghadapi dampak lingkungan dari aktivitas industri dan pertambangan serta menjadi landasan bagi pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Bruno melanjutkan, penerapan praktik pertambangan yang bertanggung jawab, seperti pemulihan lahan pasca-tambang dan perlindungan lingkungan, menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan sektor ini. Dengan mengadopsi standar keberlanjutan yang ketat, seperti yang diatur oleh IRMA, IFC, atau standar lainnya, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam industri nikel. Langkah-langkah ini tidak hanya akan meningkatkan reputasi Indonesia sebagai pelaku utama yang bertanggung jawab, tetapi juga akan membantu mengamankan pangsa pasarnya di tengah persaingan global yang semakin ketat.
“Di seluruh wilayah operasi Eramet, kami menerapkan standar tinggi dalam hal pertambangan yang bertanggung jawab. Eramet bergabung dengan Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) dan berkomitmen untuk mengaudit seluruh lokasi tambang aktif kami pada tahun 2027,” pungkas Bruno.