JAKARTA, TAMBANG. EKSPOR Indonesia pada Januari 2016 turun 20,72% dibanding Januari tahun lalu. Ini merupakan ekspor terlemah semenjak September 2009, dan merupakan penurunan ke-16 berturut-turut .
Lemahnya ekspor ini merupakan hasil dari ambruknya harga komoditi dan rendahnya permintaan global. Dibanding Januari tahun lalu, ekspor dan impor bahan bakar fosil turun sebesar 40%.
Secara total, turunnya ekspor melebihi perkiraan para analis. Semula diperkirakan, turunnya 15,4% dibanding Januari tahun lalu.
Kinerja ekspor Indonesia itu dipaparkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, dalam jumpa pers pagi ini, di Jakarta.
Kinerja ekspor yang melemah itu diimbangi dengan penurunan impor, yang berkurang 17,15% ketimbang Januari tahun lalu, menjadi US$ 10,45 miliar. Ini juga merupakan penurunan impor di bulan ke-16 berturut-turut, menunjukkan konsumsi yang juga turun.
Sementara impor barang modal dan bahan mentah berkurang, impor barang-barang konsumsi meningkat.
Secara umum, neraca ekspor impor Indonesia mengalami surplus US$ 50,6 juta, penurunan sebesar 92% ketimbang pada Januari 2015. Pada saat itu, neraca perdagangan Indonesia surplus $632 juta. Impor dan ekspor bahan bakar fosil turun sebesar 40%.
‘’Meski angka-angkanya serba pas-pasan, tetapi ini merupakan awal yang bagus bagi neraca perdagangan kita, yaitu surplus pada Januari,’’ kata Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin.
Sumber foto: www.exportgenius.blogspot.com