Taipei, Jakarta—TAMBANG. TAIWAN mengimpor LNG 1,11 juta metrik ton pada Januari 2015, naik 38,7% dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Taiwan, yang dikeluarkan Selasa kemarin menunjukkan, bertambahnya pemakaian LNG di Taiwan sesuai dengan jalur yang digariskan Taiwan Power, perusahaan BUMN pembangkit listrik negara pulau itu, yang biasa dipanggil sebagai Taipower.
Pada akhir 2014, BUMN Taipower mengungkapkan rencana untuk menambah konsumsi LNG menjadi 1 juta ton pada 2015, untuk mengurangi peran pembangkit listrik tenaga batu bara.
Pada 2015, total konsumsi LNG mencapai 8,9 juta ton, naik dari perkiraan 7,9 juta ton pada 2014. Hal ini terjadi karena dua pembangkit berbahan bakar batu bara di Linkou, masing-masing berkapasitas 300 MW, dibongkar.
Taipower mengonsumsi 60% dari total pemakaian LNG di Taiwan. Bila yang dihitung hanya pembangkit listrik, porsi Taipower mencapai 80% dari total konsumsi LNG oleh pembangkit.
Untuk memenuhi kebutuhan LNG, Taiwan menambah impor LNG, terbesar pertambahannya dari Indonesia dan Malaysia. Impor LNG dari Malaysia pada Januari lalu mencapai 300.480 metrik ton, naik 158,6% dibanding Januari 2014. Impor dari Indonesia mencapai 247.036 metrik ton, naik 101% dibanding Januari tahun 2014.
Proyek LNG Papua Nugini tidak memasok LNG ke Taiwan pada Desember dan Januari. Tetapi pada Oktober tahun lalu, Papua Nugini memasok tiga kapal, dan dua kapal pada November.
CPC Corporation, BUMN Taiwan di bidang minyak dan gas, memiliki kontrak pembelian selama 20 tahun dengan Papua Nugini, dengan volume 1,2 juta ton per tahun. Meski CPC tidak punya kontrak jangka panjang dengan Brunei, tetapi sejak Juli tahun lalu Taiwan mengimpor satu kapal LNG dari Brunei.
CPC punya kontrak jangka panjang dengan Shell, sebanyak 2 juta ton per tahun, pengapalan pertama mulai berlangsung pada 2016. Shell merupakan pemegang 25% kepemilikan proyek LNG Brunei.
Sumber foto: lngworldnews.com