Jakarta – TAMBANG. Efisiensi telah menjadi kebijakan umum di perusahaan tambang menghadapi pelemahan harga komoditi. Tidak terkecuali BUMN tambang PT Antam. Sampai bulan Oktober tahun efisiensi PT ANTAM (Persero) Tbk (ASX – ATM; IDX – ANTM; ANTAM) telah melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2015. Dalam keterbukaannya kepada Bursa, Direktur Keuangan ANTAM, Dimas Wikan Pramudhito mengatakan, capaian efisiensi dalam sepuluh bulan ini mencapai Rp51,01 miliar atau telah melebihi target efisiensi tahun 2015 sebesar Rp39,26 miliar.
“Peningkatan inovasi untuk efisiensi biaya merupakan langkah konkret untuk mendukung ketahanan keuangan perusahaan dan memitigasi dampak dari kondisi eksternal yang berada di luar kendali perusahaan,” ujarnya jum’at (27/11).
Dimas menuturkan, inovasi-inovasi ini akan terus dilakukan dalam mencapai cost competency untuk meningkatkan daya saing dalam menyikapi kondisi pasar dan industri saat ini. Penerapan program penghematan biaya yang dilakukan oleh ANTAM juga tercermin pada terkendalinya biaya tunai.
Sampai dengan 10M15, realisasi biaya tunai feronikel lebih efisien dari pada target biaya tunai sebesar 4,16%. Begitu pula pada capaian biaya tunai komoditas lainnya, yaitu biaya tunai emas lebih efisien 19,14%, biaya tunai pemurnian logam mulia lebih efisien 15,14%, biaya tunai bauksit lebih efisien 6,18% dan biaya tunai bijih nikel lebih efisien 4,69% dari nilai biaya tunai yang direncanakan.
ANTAM melakukan program penghematan biaya melalui efisiensi penggunaan & skema pengadaan bahan bakar diantaranya penghematan bahan bakar di Buli & Tayan, pengadaan bahan bakar dengan skema VHS (Vendor Held Stock) di Pomalaa, pengurangan biaya bahan pembantu proses pabrik feronikel dan tambang emas Pongkor. Selain itu juga pemanfaatan kembali material sisa proses industri pada operasi pemurnian logam mulia, renegoisasi nilai kontrak pengadaan barang dan jasa perusahaan, serta penurunan bunga pinjaman dari perbankan.