Jakarta, TAMBANG – Direktorat Panas Bumi, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengapresiasi PT Sejahtera Alam Energy (SAE), yang telah membangun tendon air untuk mengatasi dampak pembangunan infrastuktur jalan menuju Wellpad F PLTPB Baturraden.
“Sudah aman. Pengelolanya, PT SAE telah membangun tandon air untuk warga,” kata Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari, kepada tambang.co.id.
Ida menceritakan, dalam pantauan Ditjen EBTKE, warga di Kecamatan Cilongok yang terdampak pembangunan infrastruktur PLTPB Baturraden, awalnya menolak aktivitas eksplorasi karena diduga menyebabkan sungai keruh.
Namun menurutnya, setelah dibangun tandon, warga tak melakukan resistensi. Selain itu, dengan adanya tandon, warga tak perlu ke sungai lagi untuk mengambil air, tapi cukup menyalakan keran zir dari rumahnya. “Tandon-tandon itu telah mengaliri air ke rumah-rumah warga,” tukas Ida.
Sementara itu dikatakan Ida, Izin Panas Bumi sesuai dengan UU No.21 Tahun 2014 mempunyai jangka waktu 37 tahun. Dalam masa 37 tahun ini, proses pengembangan panas bumi terbagi menjadi beberapa tahap. Mulai dari tahap Eksplorasi, Eksploitasi, dan Pemanfaatan. Masa eksplorasi ini memiliki jangka waktu tujuh tahun.
Saat ini menurutnya, untuk Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) Baturraden, Jawa Tengah yang dikembangkan PT SAE, Ditjen EBTKE menilai, SAE telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan lokasi, jembatan, wellpad H, proses penyelesaian wellpad F dengan total investasi USD30,5 juta.
Sementara WKP Blawan Ijen, Jawa Timur. PT Medco Cahaya Geothermal (PT MCG) telah menyelesaikan pengeboran dan uji sumur 1 sumur eksplorasi slim hole dengan anggaran USD8,47 juta. Kemudian, WKP Telaga Ngebel, Jawa Timur. PT Bakrie Darmakarya Energi (PT BDE) telah melakukan pembangunan konstruksi jalan dan wellpad dengan anggaran USD8,97 juta.
