Jakarta,TAMBANG,- PT Freeport Indonesia (PTFI) menyerahkan dua totem Kamoro dari tanah Papua dalam rangka berpartisipasi dan mendukung dibangunnya “Taman Totem Dunia” pada program “Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan” di Kecamatan Pangururan, Samosir, Sumatera Utara. Ada dua totem yang disediakan dan telah selesai dikerjakan para pengukir Kamoro dibawah Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe.
PTFI dan Yayasan Maramowe melakukan serah terima kepada pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), selaku pelaksana proyek “Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan” pada Rabu (27/09) di Taman Totem Dunia, Danau Toba. Dalam kesempatan ini, dua perwakilan pengukir dari Suku Kamoro juga turut hadir untuk memasang dan memastikan penempatan yang tepat dan sesuai dengan kebudayaan Kamoro.
Direktur dan EVP Sustainable Development PTFI Claus Wamafma menyampaikan bahwa penyediaan totem dari Suku Kamoro oleh PTFI merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk ikut melestarikan karya seni dan budaya salah satu masyarakat adat Papua yang tinggal di sekitar perusahaan.
“Kami mendukung penuh pembangunan Taman Totem Dunia dan program Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan yang kami yakini dapat menjadi sarana pelestarian seni dan budaya Indonesia. Totem Kamoro yang kami sediakan akan membuka akses bagi para pengunjung untuk melihat dan merasakan keindahan seni dan budaya Papua jauh dari tempatnya berasal”, jelas Claus.
Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan sekaligus Plh. Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir, Rudi Siahaan yang turut menyaksikan serah terima merasa bersyukur karena telah hadir totem dari suku Kamoro, Papua di Kabupaten Samosir. “Kami sampaikan terima kasih kepada masyarakat adat Suku Kamoro yang sudah memberikan bantuan melalui Kementerian PUPR, dua buah patung karya anak bangsa. Ini adalah lambang persahabatan antara suku Batak dan suku Kamoro Papua. Kita harapkan kedepannya, di lokasi ini akan kita buat acara adat perpaduan antara adat Batak dan adat Papua untuk mengapresiasi karya suku bangsa ini,” ujar Rudi.
Ia harapkan saat peresmian totem ini nantinya bisa berjalan sangat baik dan ini menjadi salah satu event budaya yang sangat menarik. “Terima kasih kepada masyarakat adat suku Kamoro dan PT Freeport Indonesia”, tutup Rudi.
Taman Totem Dunia yang akan dibangun di Pangururan ini nantinya akan memiliki tujuh totem. Tiga totem berasal dari tanah Batak yang bermakna peran manusia di Bumi ciptaan-Nya, hubungan antar bangsa, serta optimis menuju masa depan dunia dan kemanusiaan. Sedangkan empat totem lainnya berasal dari belahan nusantara yang lain, salah satunya Papua. Selain menjadi sarana edukasi bagi pengunjung, Taman Totem Dunia ini diharapkan juga dapat menjadi simbol persahabatan antara budaya dan negara.
Dalam konteks lebih luas, program “Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan” dibawah Kementerian PUPR merupakan bagian dari pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Program ini sebagai upaya pengembangan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan yang didukung oleh Pemerintah dan Bank Dunia. Di kawasan ini akan dibangun beberapa atraksi dan wahana yang bersumber pada kearifan budaya lokal, dengan pesan kelestarian alam, penerusan nilai budaya, serta persahabatan dunia.
Sementara itu, Pendiri Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe, Luluk Intarti menjelaskan dua totem Kamoro yang diserahterimakan adalah Mbitoro dan Wemawe dengan tinggi sekitar delapan meter dan diameter satu meter. Kedua totem ini menjadi totem Kamoro tertinggi dan terbesar yang pernah dibuat. Ia berharap bahwa karya seni ukir Kamoro ini bisa dikenal masyarakat lebih luas, baik dalam negeri maupun mancanegara yang nantinya akan berkunjung ke Danau Toba.
“Di sisi lain juga menjadi satu kebanggaan bagi para pengukir dimana karya mereka dapat dinikmati oleh orang banyak. Budaya ukir Kamoro ini dapat terus bertahan ketika generasi muda mengetahui apa yang telah dilakukan pendahulunya. Selain itu, akan menjadi satu kebanggaan tersendiri jika totem ini menjadi ikon nasional nantinya,” ujar Luluk.
Kedua totem Suku Kamoro dari Papua tersebut, bersama dengan totem Batak dari Sumatera Utara dan totem Kalimantan, direncanakan akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada November 2023. Acara ini akan diperkaya dengan ritual adat dari suku Batak, Dayak, dan Kamoro pada sehari sebelumnya sebagai bagian dari upacara peresmian patung-patung yang menggambarkan kekayaan budaya dan semangat persatuan di tengah keberagaman yang kaya di Indonesia.