Jakarta-TAMBANG. Duta Besar Rusia untuk Indonesia mendatangi kantor Kementerian ESDM. Pertemuan itu untuk membahas kelanjutan investasi perusahaan Rusia untuk membangun smelter alumina yang dikelola oleh US Rusal.
Duta Besar Rusia, Mikhail Y. Galuzin mengatakan antara Rusia dan Indonesia ingin membangun kerjasama bidang energi dan pengolahan mineral. “Relasi antara Indonesia dan Rusia saat ini sangatlah bagus. Presiden Jokowi dan Presiden Putin sudah saling bertemu untuk membicarakan kerjasama ekonomi antara dua negara,” kata Mikhail di Jakarta, Rabu (3/12).
Salah satu yang investasi Rusia, kata Mikhail adalah pembangunan smelter alumina. US Rusal, perusahaan BUMN Rusia merupakan perusahaan tambang dan smelter yang telah memiliki pengalaman tinggi di bidang ini. Mikhail yakin rencana untuk membangun smelter di Kalimantan Barat akan tercapai.
Ia menambahkan, investasi itu didorong adanya kebijakan pemerintah Indonesia yang melakukan pelarangan ekspor mineral mentah, khususnya bauksit. Saat ini proses negosiasi antara dua negara masih terus berlangsung untuk menentukan kapan proyek smelter itu bisa diaplikasikan.
“Sekarang masih proses negosiasi tapi kami berharap kesepakatan akan segera tercapai,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pada Februari 2014 lalu Rusal meneken nota kesepahaman bersama PT Arbaya Energi untuk membangun smelter di Kalimantan Barat. Nilai investasinya mencapai US$ 3 miliar dengan kapasitas produksi sekitar 2,7 ton alumina per tahun. Rusia berkepentingan agar pemerintah Indonesia tetap melakukan pelarangan ekspor.
Di lain pihak, Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia melalukan gugatan UU Minerba agar kebijakan pelarangan ekspor dihentikan. Keputusan MK soal gugatan itu akan diputuskan hari ini.