Jakarta-TAMBANG. PT Baramulti Suksessarana Tbk yang memiliki konsesi di Loa Janan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu sudah dua tahun ini tidak melakukan kegiatan ekplorasi pasalnya terkendala di pembaharuan kontrak dengan pihak kontraktor bor dan kontraktor logging.
Corporate Secretary PT Baramulti Suksessarana, Geroad panji Alamsyah menuturkan jika kegiatan eksplorasi perseroan lancar, pada Januari 2015, pihaknya melakukan kegiatan pemboran di area Bara 3 (blok paling barat konsesi). Dengan target open hole sebanyak 920 titik dan coring sebanyak 80 titik.
Menurut rencana, perseroan dengan kode saham BSSR akan melakukan metode pemboran dengan menggunakan dua unit Jacro-175 dengan diameter lubang berukuran 76,00 mm.
Dari kegiatan ekplorasi yang telah berjalan, di Bara 3 telah teridentifikasi sebanyak 25 seam dengan rata-rata ketebalan antara 0,63 meter hingga 2,37 meter. Sejumlah 8 seam potensi telah berhasil diidentifikasi sepanjang arah strike 500 meter hingga 1.800 meter dengan ketebalan yang mencapai 1 hingga 4 meter.
“Dengan kualitas kalori berkisar 4.986 kcal perkg hingga 5.708kcal perkg,” jelasnya seperti yang terlansir melalui keterbukaan informasi di BEI, Rabu (11/2).
Sebelumnya, pemboran dilakukan oleh CV Cosyindo Teknik salah satu kontraktor pemboran yang mengoperasikan dua unit rig jenis Jacro 175 dengan maksimal kedalaman 100 m. Kegiatan pemboran ini disupervisi langsung oleh BSSR. Sedangkan untuk kegiatan geophysical logging dilakukan oleh kontraktor PT Recsalog Geoprima yang barada di bawah pengawasan Divisi Eksplorasi BSSR.
Geroad menjelaskan, jika kontrak pemboran telah rampung, pihaknya akan melanjutkan kegiatan pemboran stratigrafi dan infill drilling di area blok Bara 3. targetnya, mengejar kemenerusan seam utama ke arah selatan.
Wilayah pertambangan perseroan dibagi menjadi empat blok, di mana batu bara yang akan dipasarkan berasal dari masing-masing blom. Hingga kini batu bara yang dihasilkan berasal dari Bara 8 (Blok 8) yang berada di daerah timur. Dijelaskan Geroad, produk batu bara BSSR memiliki spesifikasi nilai kalori rata-rata 5.100kcal/kg adb dengan total sulphur sebesar 0,51% adb.
Sementara anak perusahaan, PT Antang Gunung Meratus, selama Januari, fokus melakukan kegiatab dokumentasi progress penambangan, pemantauan keadaan pit penambangan di area penambangan dan Measured Stratigraphic section di daerah blok 3, Waruba, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan dengan biaya sebesar Rp9.955.000.