Beranda Tambang Today Dollar Perkasa, Rupiah Tertahan di Rp13.878 per Dollar

Dollar Perkasa, Rupiah Tertahan di Rp13.878 per Dollar

Jakarta, TAMBANG – Pernyataan _dovish_ Bank of England membuat pergerakan GBP cenderung melemah. Sehingga memberikan kesempatan pada USD untuk kembali melanjutkan pergerakan positifnya.

 

Di sisi lain, perkiraan akan adanya kenaikan tingkat suku bunga The Fed turut membuat laju USD terapresiasi. Akibatnya laju Rupiah pun cenderung terkena dampak negatifnya hingga menyentuh batas psikologisnya. Selain itu, adanya penilaian bahwa _capital outflow_ akan terjadi seiring perbaikan ekonomi AS turut melemahkan Rupiah.

 

Pelemahan yang terjadi pada Rupiah cenderung diakibatkan adanya imbas dari pergerakan mata uang utama dunia. Sementara itu, dari dalam negeri cenderung minim sentimen positif yang dapat mengangkat laju Rupiah secara signifikan. Peluang pelemahan pun masih terjadi seiring meningkatnya laju USD.

 

Analis Binaartha Institutional Research meminta, untuk tetap cermati dan waspada terhadap sentimen yang membuat laju Rupiah kembali tertahan kenaikannya. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support 13. 878 dan resisten 13. 868.

 

Sementara itu, pergerakan sejumlah mata uang utama global yang melemah, membuat pergerakan USD kembali meningkat yang dibarengi dengan kembali naiknya laju imbal hasil obligasi AS.

 

Pergerakan obligasi dalam negeri pun turut terimbas, sehingga cenderung melemah dengan tekanan pada sejumlah seri seiring kembali maraknya aksi jual. Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 4,42 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 4,80 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 2,26 bps.

 

Laju pasar obligasi cenderung kembali variatif melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 97,76 persen memiliki imbal hasil 6,15 persen atau naik 0,10 bps dari sebelumnya di harga 98,25 persen memiliki imbal hasil 6,03 persen.

 

Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 101,25 persen memiliki imbal hasil 7,38 bps atau naik 0,05 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,75 persen memiliki imbal hasil 7,33 bps.

 

Pada Jumat (20/4), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,36 bps di level 117,37 dari sebelumnya di level 117,80. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,14 bps di level 109,12 dari sebelumnya di level 109,28.

 

Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,82% dari sebelumnya di level 6,73 persen dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,96 persen dari sebelumnya di level 2,91 persen sehingga spread di level kisaran 385,7 bps lebih tinggi dari sebelumnya 382 bps.

 

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali bergerak naik. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,30-8,40 petsen. Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,02-9,04 persen.

 

Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,05-10,07 persen, dan pada rating BBB di kisaran 12,97-13,01 persen.

 

Masih adanya sejumlah sentimen yang dapat menghalangi potensi kenaikan laju pasar obligasi dapat membuat pergerakannya cenderung kembali melemah. Ditambah dengan aksi pelaku pasar yang cenderung melepas posisi obligasi membuat lajunya masih di zona hijau.

 

Meski demikian, diharapkan aksi jual dapat tertahan agar sejumlah seri obligasi dapat kembali menemukan momentum kenaikannya. Cermati dan waspadai masih adanya berbagai sentimen yang dapat membuat laju pasar obligasi dapat kembali melemah.