Jakarta, TAMBANG – Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho menjelaskan bahwa keikutsertaan PT Pertamina (Persero) dalam kepemilikan saham di konsorsium industri baterai kendaraan listrik pelat merah tersebut sangat penting dan tidak bertolak belakang.
Kata dia, peran vital Pertamina dalam percepatan pengembangan industri baterai electric vehicle (EV) di antaranya menyediakan battery swap station atau fasilitas penukaran baterai di seluruh SPBU. Hal ini menjadi bukti bahwa kesertaan Pertamina dalam saham IBC wajar.
“(Bertolak belakang dengan core bisnis IBC) enggak. Kalau baterai kan akan ada swaping station. Swapping station itu kan disimpannya di SPBU. Jadi kalau nanti ada (battery swapping station) bisa melayani untuk yang listrik atau pun yang bbm,” beber Toto saat ditemui di acara International Battery Summit 2023, di Jakarta, Selasa (1/8).
Justru dengan adanya fasilitas penukaran baterai EV di SPBU, imbuh Toto, akan menambah daftar portofolio Pertamina sebagai perusahaan yang mendukung percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagaimana menjadi program unggulan pemerintah.
“Jadi dua-duanya pasti akan menjadi bagian dari portofolio Pertamina. Jadi ada mobil masuk, pakai mobil BBM, tapi di situ juga ada swapping station,” bebernya.
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Patijaya mempertanyakan keikutsertaan PT Pertamina dalam kepemilikan saham IBC. Menurut Bambang, kedua perusahaan justru memiliki segmen bisnis yang bertolak belakang.
“Tadi sempat dipaparkan oleh Dirut PT IBC bahwa ada beberapa perusahaan BUMN yang ikut dalam kepemilikan saham perusahaan yang bergerak di bidang baterai tersebut. Salah satunya adalah PT Pertamina. Ini sangat aneh. Karena antara PT IBC dan Pertamina memiliki core business yang bertolak belakang,” ujar Bambang.
Perlu diketahui, sejauh ini Pertamina lewat PT Pertamina Patra Niaga sudah mengoperasikan 14 unit swap station dengan 212 baterai di 7 lokasi green energy station (GES). Pertamina juga sudah membangun 6 lokasi charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik.
Adapun saham IBC sendiri dimiliki 4 perusahaan BUMN yakni PT PLN Persero, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Pertamina (Persero). Masing-masing dari mereka mengendalikan 25 persen saham.