TAMBANG, WINA. ANGGOTA Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), termasuk Saudi Arabia, menjajaki ide untuk mengoordinasi produksi minyak oleh negara-negara produsen utama, dalam pertemuan OPEC hari ini di Wina. Pengaturan produksi yang ditempuh adalah dengan penetapan batas atas produksi.
Seorang pejabat OPEC kepada kantor berita Reuters mengatakan, suasana di internal OPEC sudah membaik. Sangat mungkin dicapai kompromi.
Kesepakatan antara produsen utama di OPEC dan non-OPEC, dalam pertemuan negara produsen, April lalu di Doha, tidak bisa didapat karena terjadinya perbedaan tajam antara Saudi Arabia dan Iran. Kedua negara itu memang memiliki perbedaan tajam di bidang politik, yang kemudian merembet ke berbagai hal, termasuk kebijakan di perminyakan.
Iran, yang baru lepas dari sanksi nuklir Januari lalu, hanya mau membicarakan pematokan tingkat produksi setelah bisa menghasilkan minyak 4 juta barel per hari. Akibat sikap keras Iran, pertemuan Doha tidak membuahkan hasil.
Bila dalam pertemuan OPEC ini antara Saudi Arabia dan Iran berhasil mencapai kesepakatan, hal itu dilihat sebagai sebuah kejutan besar. Persaingan politik antara Iran dan Saudi Arabia membuat OPEC sulit membuat kesepakatan.
‘’Dewan Kerjasama Teluk mencari cara agar bisa dicapai aksi yang terkoordinasi,’’ tutur seorang pejabat OPEC. Di dalam anggota OPEC bergabung beberapa negara sekutu Saudi Arabia yang menjadi anggota Dewan Kerjasama Teluk, yakni Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.
Saudi Arabia, yang semula gencar mengampanyekan perlunya pembekuan tingkat produksi demi harga stabil, kemudian mengesampingkan rencana itu. Alasannya, Iran tak mau bergabung dalam tindakan membekukan tingkat produksi.
Hari Rabu kemarin Pemerintah Iran mengatakan, posisinya di OPEC tidak berubah. Meski ekspor minyaknya tumbuh pesat, Iran mengatakan, terlalu dini bagi Iran untuk turut bergabung dalam aksi pembekuan produksi.
‘’Iran mendukung upaya OPEC untuk stabilisasi pasar dengan harga yang adil dan logis. Tapi kami tidak berjanji ikut pembekuan produksi,’’ kata perwakilan Iran di OPEC, Mehdi Asali, kepada kantor berita Iran, Shana.
‘’Pembekuan tingkat produksi baru bisa kita bicarakan setelah harga stabil,’’ kata Mehdi Asali.