Jakarta-TAMBANG Angka produksi batu bara Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2015 tercatat mengalami penurunan hingga 40 juta ton jika dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir angkanya di level 166 juta ton. Padahal tahun lalu jumlahnya mencapai 206 juta ton.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Adhi Wibowo mengungkapkan anjloknya angka produksi batu bara nasional sampai Mei kemarin dikarenakan oleh alasan kondisi cuaca di wilayah kerja pertambangan.
“Kondisi di lapangan sering hujan. Jadi mengganggu kegiatan produksi,” ujar Adhi di Jakarta, Senin (15/6).
Selain cuaca faktor yang juga menjadi sentimen turunnya angka produksi batu bara nasional ialah masih rendahnya harga batubara (HBA) Indonesia. Posisi HBA Indonesia pada titik serah free on board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) periode Mei 2015 berada di level US$ 61,08 per ton.
HBA tersebut tercatat turun US$ 3,30 ketimbang posisinya bulan lalu yang berada di level US$ 64,48 per ton. Akibat kondisi tersebut, Adhi memperkirakan para perusahaan akan terus melakukan evaluasi terhadap biaya dan target produksi batu bara.
“Saya pikir perusahaan-perusahaan sedang melihat kembali struktur ongkos produksinya dengan harga batu bara sekarang. Jadi ada pilihan untuk menurunkan angka produksi dan melakukan efisiensi,”ujarnya.
Dari angka produksi sebesar 166 juta ton, sekitar 135 juta ton batu bara Indonesia diekspor untuk memenuhi kebutuhan luar negeri. Sementara sisanya sekitar 31 juta ton dipasok untuk kebutuhan dalam negeri.