Jakarta-TAMBANG. Bahan bakar gas terkompresi atau Compressed Natural Gas (CNG) dinilai memiliki keunggulan lebih aman dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bahan bakar gas lain seperti Liquid Petroleum Gas (LPG). Sebab CNG memiliki berat partikel gas alam yang lebih rendah yakni hanya sebesar 0,6 gravitasi daripada udara.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI) Robbi Sukardi mengatakan, CNG tidak mudah terbakar. Sebab, berat partikel gas alamnya lebih rendah daripada udara. “Sehingga kalau ada kebocoran, maka gas alam akan naik ke atas dengan cepat, jadi aman,” ujar Robbi Sukardi di Jakarta, Selasa (4/8).
Terkait kebakaran yang seringkali dialami bus Transjakarta sebenarnya dapat diselidiki berdasarkan sumber apinya. Menurut Direktur PT Autogas Indonesia Thomas Nurhakim, penyebab terjadinya kebakaran kendaraan biasanya ada kesalahan dari kelistrikan (accu, kompresor AC), gesekan di roda (kampas rem), dan komponen mesin (kebocoran bahan bakar pelumas).
“Bukan bahan bakar gasnya karena tabung penampung BBG kuat, sudah dilakukan tes bentur, bonfire test (bakar), gunfire test (tembak). Tabungnya aman,” jelas Thomas.
Sementara itu Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia, anak usaha dari PT Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero) Tbk Danny Praditya menambahkan, bahwa asumsi yang menganggap CNGitu berbahaya dan mudah meledak untuk kendaraan sebenarnya bisa dibantah. Justru, lanjut Danny, kendaraan berbahan bakar minyak lebih riskan dan parah apabila terjadi kebakaran atau korsleting listrik kendaraan.
“Sementara gas (CNG), sudah dilengkapi dengan safety procedure. Dan safety equipment-nya sudah terpasang di dalam instalasi gas, jadi lebih aman,” tutup Danny.