Jakarta, TAMBANG – Populasi perempuan di Indonesia yang menduduki kursi eksekutif di industri ekstraktif masih terhitung jari. Dian Sofia Andyasuri adalah salah satunya. Ia kini menahkodai perusahaan tambang. Sejak April tahun lalu, sarjana akuntansi dari Universitas Trisakti ini, didapuk menjadi Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk, perusahaan pertambangan yang menggarap sejumlah konsesi di Indonesia dan luar negeri.
Sebelum bergabung dengan emiten berkode saham DOID itu, Dian tercatat sebagai Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia. Menariknya, Dian menjadi perempuan pertama dari Tanah Air yang dipercaya untuk mengemban posisi tersebut di perusahaan minyak dan gas asal Inggris itu.
Jika ditilik dari rekam jejak, Dian sejatinya berlatar belakang seorang akuntan. Ia mengawali karirnya sebagai Business Analyst di Thames Water, perusahaan utilitas di bidang pengelolaan air. Kemudian, ia juga sempat bekerja sebagai General Manager Budgeting and Commercial Analysis di Hutchison, perusahaan telekomunikasi. Kedua perusahaan multinasional tersebut bermarkas di London.
Ketertarikan Dian memasuki industri ekstraktif yang dikenal sebagai dunia “maskulin” bukan tanpa alasan. Sejak kecil, ia kerap diajak oleh ayahnya keliling berpindah-pindah tempat lantaran bertugas dari satu site ke site lain. Kala itu, ayahnya bekerja di perusahaan minyak dan gas. Menariknya lagi, ibunya merupakan seorang insinyur sipil yang bekerja di bidang konstruksi.
“Jaman segitu, ibu saya bisa mengoperasikan wheel loader. Tentu sangat luar biasa, sehingga membekas bagi saya,” ungkap Dian saat dijumpai TAMBANG, Kamis (14/6).
Melihat pekerjaan ayah dan ibunya, Dian muda menancapkan tekad, bahwa suatu saat nanti ia ingin bekerja di tempat yang “tidak biasa”, seperti di industri minyak dan gas atau pertambangan. Dan siapa sangka, berkat kegigihannya, harapan itu jadi kenyataan, bahkan ia mampu melenggang hingga ke level pucuk pimpinan.
Selama menjalani karirnya dari bawah, Dian mengaku selalu memupuk cita-citanya, ia ingin menegaskan pada dunia, bahwa perempuan memiliki kapasitas yang setara dengan laki-laki. Betapapun harus menghadapi tantangan medan yang sulit, terpencil dan jauh dari hiruk-pikuk keramaian. Secara karakter georafis, operasi industri energi dan pertambangan umumnya berada di area yang sulit dijangkau publik, seperti di tengah laut, pegunungan, maupun hutan.
“Motiviasi itu semakin kuat setelah saya dikaruniai anak perempuan,” tegas Dian.
Menurutnya, perempuan mewakili sekitar 8 persen hingga 17 persen dari tenaga kerja pertambangan global. Di Indonesia, partisipasi perempuan di industri pertambangan terus meningkat, meskipun angkanya belum signifikan. Untuk itu, Delta Dunia tengah menggodok arah baru untuk meningkatkan porsi perempuan yang terlibat di seluruh wilayah kerja yang digarap perusahaan. Ia yakin, keberagaman gender akan berkontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan. Selain itu, pada saat yang sama, ia percaya, banyak talenta perempuan di Indonesia yang mumpuni untuk terjun bekerja di tambang.
Kepak Sayap Ekspansi
Jejak bisnis PT Delta Dunia Makmur Tbk tak bisa dianggap sepele. Tak hanya di Indonesia, Delta Dunia juga memperluas sayap bisnisnya hingga ke ranah global. Semakin moncer berkat akuisisi terbarunya. Delta Dunia Group, melalui American Anthracite SPV I, LLC, sebuah perusahaan terkendali di bawah naungan PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International), telah merampungkan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group, Inc. Atlantic Carbon Group, Inc. merupakan produsen batu bara antrasit ultra-high-grade (UHG) terbesar kedua di Amerika Serikat.
Di pasar global, batu bara antrasit UHG menjadi bahan penting untuk menunjang produksi komersial baja rendah karbon, yang diklaim dapat mengurangi emisi karbon pada proses produksi hingga 74 persen. Adapun cadangan antrasit Atlantic Carbon Group ditaksir cukup untuk mendukung kegiatan penambangan selama lebih dari 25 tahun.
Nilai akuisisi Atlantic Carbon Group tergolong fantastis, mencapai USD 122,4 juta atau Rp 1,98 triliun. Dian Andyasuri tercatat sebagai salah satu punggawa yang menggawangi pencaplokan itu. Pengalaman bekerja dan memimpin perusahaan multinasonal, membuat Dian dipercaya untuk terjun ikut menangani ekspansi.
Menariknya, dalam proses akuisisi itu, transaksi ini didukung oleh posisi kas Grup yang kuat dan fasilitas pembiayaan sindikasi sebesar USD 750 juta dari PT Bank BNI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Kini, Delta Dunia menjadi pemilik mayoritas saham Atlantic Carbon Group, Inc beserta seluruh anak perusahaannya, termasuk Wildcat Carbon Processing LLC, American Carbon Warehousing LLC, Newcastle Anthracite Company, dan The Central Pennsylvania Anthracite Company.
“Dengan akusisi di Amerika, kita menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang terbaru ekspansi ke luar. Itu yang membuat kita bangga, apalagi 42 persen jajaran direksi di Delta Dunia dan anak perusahaannya diisi oleh perempuan,” jelas Dian.
Saat ini, sayap bisnis Delta Dunia di Negeri Kanguru juga makin melebar. Lewat anak usahanya, BUMA Australia menggarap tambang milik BHP dan Mitsubishi Alliance di Queensland, yakni Goonyella Riverside dan Saraji, serta tambang Blackwater milik Whitehaven Coal Pty Ltd. Kemudian, BUMA Australia mengelola tambang di Broadmeadow East dan Burton Mines yang dimiliki oleh perusahaan Bowen Coking Coal. Sedangkan di Indonesia, Delta Dunia memegang proyek di tambang milik PT Bayan Resources Tbk, PT Adaro Indonesia, dan sejumlah konsesi lainnya.
Sepak terjang Delta Dunia di Australia dan Amerika, mempertegas posisinya sebagai perusahaan pertambangan pionir yang berekspansi hingga mancanegara. Pada berbagai momentum penting, Dian Andyasuri ikut ambil peran dan menjadi srikandi pada skuad inti pelebaran sayap bisnis.