Jakarta,TAMBANG, PT Indika Energy,Tbk (INDY) meliris laporan kinerja perusahaan sepanjang 2020. Secara umum kinerja baik keuangan maupun operasional mengalami koreksi sebagai dampak dari pandemic covid-19. Di sepanjang 2020, Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 2.077,2 juta. Dibanding tahun 2019 yang mencatat pendapatan sebesar US$2.782,7 terjadi penurunan sebesar 25,4%.
Penurunan pendapatan ini disebebakan oleh turunya pendapatan Kideco Jaya Agung (Kideco) sebesar 20,6%. Ini terkait harga jual batu bara rata-rata yang menurun sebesar 16,1% dari US$ 45,1 menjadi US$ 37,8 per ton pada tahun 2020. Ditambah lagi dengan volume penjualan yang juga turun 5,4% dari 34,9 juta ton menjadi 33,0 juta ton.
Hal yang sama terjadi pada anak-anak usaha lainnya seperti Petrosea, perusahaan kontraktor pertambangan. Petrosea mencatat penurunan pendapatan sebesar 28,5% dari US$ 476,4 juta pada tahun 2019 menjadi US$ 340,7 juta pada 2020. Hal ini karena berkurangnya pendapatan dari kontrak pertambangan, Engineering and Construction dan logistic & Support Services.
Demikian juga dengan PT Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) yang mencatat penurunan pendapatan sebesar 29,5% dari US$ 77,8 juta menjadi US$ 54,9 juta pada tahun 2020. Turunnya harga jual dan volume barging dan transhipment.
Lalu Tripatra juga mencatat penurunan Pendapatan sebesar 35,2% dari US$ 462,3 juta menjadi US$ 299,4 juta. Ini disebabkan oleh berkurangnya Pendapatan dari proyek BP Tangguh dan proyek Emily, serta sudah terlaksananya proyek Vopak di tahun 2019.
Turunnya pendapatan ini berimbas pada torehan Laba Kotor tahun 2020 yang tercatat menurun 40,5% dari US$ 426,7 juta menjadi US$ 253,9 juta. Penurunan ini diakibatkan penurunan kontribusi dari Kideco dan Tripatra yang mencatatkan rugi kotor sebesar US$31,7 juta di tahun 2020.
Sementara Laba Usaha juga turun sebesar 60,0% dari US$ 289,5 juta menjadi US$ 115,9 juta. Beban Penjualan, Umum dan Administrasi tercatat meningkat 0,6% dari US$ 137,2 juta menjadi US$ 138,0 juta pada tahun 2020. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seperti naiknya beban terkait dengan upaya Perseroan untuk menjaga kinerja operasional dari dampak pandemic COVID-19. Kemudian kenaikan dari professional fee terkait pengerjaan consent solicitation dan bertambahnya jumlah karyawan yang terlibat dalam pengembangan proyek baru di dalam Indika Energy Group.
Di tahun 2020, Beban Keuangan Perseroan juga meningkat sebesar 9,2% dari US$ 109,5 juta menjadi US$ 119,5 juta. Ini terjadi karena kenaikan pada biaya pendanaan terkait premiun pelunasan dan biaya percepatan terhadap biaya penerbitan emisi terhadap obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2022 dan 2023. Juga tingkat kupon obligasi baru yang lebih tinggi, serta meningkatnya pinjaman Perseroan.
Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan Rugi yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 117,5 juta dibandingkan rugi bersih sebesar US$ 18,2 juta pada tahun sebelumnya. Perseroan jugamencatat Rugi Inti sebesar US$ 52,2 juta pada tahun 2020 dibandingkan Laba Inti1 sebesar US$ 75,5 juta pada tahun sebelumnya.
Pada akhir tahun 2020, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain Perseroan mencapai US$ 792,1 juta. Realisasi biaya modal (capital expenditure) pada tahun 2020 adalah sebesar US$ 84,2 juta, dimana US$ 34,8 juta diantaranya digunakan untuk pembangunan konstruksi fasilitas terminal bahan bakar oleh Interport di Kariangau, Kalimantan Timur, dan sebesar US$ 30,0 juta dialokasikan untuk Petrosea.
“Kesehatan dan keselamatan karyawan merupakan prioritas utama Indika Energy selama pandemi, yang kami lakukan untuk menjaga kesinambungan operasional Perseroan dan mendukung ketahanan energi nasional. Situasi yang menantang ini memicu kami untuk lebih adaptif dan tangkas dalam melihat peluang usaha demi keberlanjutan Perseroan, serta memperkuat komitmen kami terhadap ESG,” tutur Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy.
Selama masa pandemi covid-19, Perseroan menempatkan kesehatan dan keselamatan karyawan sebagai prioritas utama untuk memastikan kelancaran operasional usaha. Juga mengoptimalkan diversifikasi bisnis ke sektor non batu bara. Indika Energy juga fokus untuk memperkuat komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan terus menjaga kelestarian lingkungan, meningkatkan dampak sosial terhadap masyarakat, dan mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik.