Jakarta-TAMBANG. Perusahaan tambang milik negara PT Antam Tbk menargetkan penjualan emas di 2018 sebesar 24 ton. Dibanding tahun lalu terjadi peningkatan 105 persen dimana tahun 2017 penjualan emas Antam sebesar 11,7 ton.
Direktur utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, menjelaskan pihaknya yakin target tahun ini bakal tercapai. Ini terlihat dari tren dalam empat bulan terakhir, transaksi penjualan emas mencapai 2 ton per bulan.
“Volume penjualan emas Antam 2018 diperkirakan bisa tumbuh dua kali lipat dibanding 2017. Selain karena produksi meningkat juga didorong melonjaknya transaksi penjualan emas. Melihat trend dalam empat bulan terakhir sebulan bisa menjual 2 juta ton. Tinggal hitung saja,” tandas Arie di Jakarta, Kamis (18/1).
Ari juga menjelaskan penjualan emas di tahun lalu sebesar 11,7 ton merupakan gabungan produksi dalam negeri dan pembelian emas dari luar negeri. Dengan realisasi penjualan 11,7 ton berarti sebanyak 9,8 ton yang dicetak oleh Antam berasal dari luar negeri menjadi emas batangan. “Kapasitas produksi (tambang) Pongkor dan Cibaliung memang 2 ton,” terangnya.
Selain itu penjualan emas di 2017 mayoritas transaksi di dalam negeri. Adapun porsi penjualan di dalam negeri mencapai 57 persen. Sedangkan tujuan ekspor didominasi ke Singapura.
“Tahun ini, kita akan menjajaki ekspor ke Jepang, Hongkong dan Korea Selatan. India sebenarnya menjadi negara yang potensial namun masih dalam kajian. Tahun ini kami coba ke pasar Asia dahulu,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui Antam saat ini memiliki 15 butik emas di sejumlah provinsi. Pihaknya pun menjalin kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Pegadaian (Persero) sebagai outlet penjualan emas yang berada di 205 lokasi.
Sementara produksi emas tahun ini diperkirakan sekitar 2 ton. Sedangkan realisasi produksi 2017 mencapai 1,9 ton.