Beranda Mining Services Di 2014, Bosch Indonesia Catat Penjualan Rp 1,6 T

Di 2014, Bosch Indonesia Catat Penjualan Rp 1,6 T

Jakarta-TAMBANG. Bosch Indonesia sepanjang 2014 mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 44% dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan penyedia layanan dan teknologi terkemuka ini, mengakhiri tahun fiskal 2014 dengan angka penjualan terkonsolidasi di Indonesia sebesar Rp 1,6 triliun atau EUR 104 juta.

 

Managing Director untuk Bosch di Indonesia, Dr. Ralf von Baer mengatakan peningkatan penjualan ini terjadi di semua sektor bisnis grup Bosch, khususnya di sektor Mobility Solutions.  Walaupun pertumbuhan di pasar pada 2014 lemah, namun tingkat daya beli di Indonesia masih bagus. Sehingga tetap memberi banyak peluang bagi perkembangan Bosch, khususnya di bisnis otomotif, sistem keamanan, dan power tools.

 

“Kami berharap, permintaan produk-produk kami di pasar terus mengalami pertumbuhan,” ucap von Baer.

 

Terkait hal tersebut, pihaknya akan terus memperluas operasi dengan mendekatkan diri ke pasar, sehingga menjadi lebih responsif. Kata Von Baer, Group Bosch sendiri optimis di tahun ini dapat meningkatkan penjualan di Indonesia. Sebagai bukti rasa optimisme perusahaan, awal tahun ini, Bosch telah berinvestasi untuk kantor baru di Bali dan berencana akan menambahkan jaringannya di berbagai daerah di Indonesia di masa datang.

 

Soal kantor terbaru Bosch di Bali yang dibuka pada Januari 2015, diperuntukan guna mendukung pertumbuhan industri konstruksi dan pariwisata di Pulau Dewata. Tersedia juga showroom dan pusat pelatihan dengan dilengkapi fasilitas power tools yang sangat lengkap, antara lain berbagai jenis corded, cordless, dan alat pengukur (measuring tools), serta aksesoris terkait produk-produk tersebut.

 

“Komitmen ini menunjukkan keyakinan kami pada pasar di Indonesia pada 2015 dan kami yakin mampu mempertahankan momentum pertumbuhan ini,” cetusnya.

 

Sebelumnya, Bosch telah melakukan perluasan kehadirannya di Indonesia dengan membangun pabrik manufaktur pertama Bosch untuk komponen otomotif, yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, telah memulai produksinya pada Juni 2014.

 

Adapun, fasilitas tersebut saat ini memproduksi fuel injectors untuk sejumlah pelanggan Bosch termasuk produsen mobil Jepang. Selain itu, Bosch juga berencana menambah portofolio produk yang diproduksi di pabrik baru ini untuk menyediakan komponen yang dibuat secara lokal untuk industri otomotif Indonesia. Perusahaan Bosch di Indonesia terdiri dari empat sektor bisnis, yaitu Mobility Solutions, Industrial Technology, Consumer Goods, dan Energy &Building Technology.

 

Diluar itu, sepanjang 2014 Bosch meluncurkan berbagai produk baru yang dilengkapi solusi teknologi yang terkoneksi, termasuk solusi perangkat lunak untuk sistem pemanas pintar dan sistem gedung pintar, serta untuk industri terkoneksi dan mobilitas terkoneksi. Sampai saat ini, Bosch beroperasi di tujuh kantor di Indonesia dan berencana akan menambah kantor di Sumatera, melihat adanya peluang otomatisasi industri pertambangan dan pengolahan.

 

Grup Bosch sendiri berharap di 2015 ini pihaknya dapat meningkatkan penjualan 3 sampai 5 % di 2015 hal ini telah disesuaikan pada dampak nilai tukar mata uang. CEO Bosch Volkmar Denner pun yakin, produk-produk teknologi canggih besutan Bosch, memungkinkan untuk masuk ke segmen-segmen pasar baru. Apalagi dengan adanya akuisisi penuh BSH Hausgeräte GmbH dan Robert Bosch Automotive Steering GmbH, Bosch memperkokoh posisinya di bidang rumah pintar dan teknologi mengemudi otomatis (otonomos).  Di Asia Tenggara, Bosch mencapai pertumbuhan tahunan sekitar 7% dengan mencatatkan penjualan Rp 11 triliun atau EUR 672 juta.

 

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, penjualan Bosch juga mengalami peningkatan sebanyak 17% atau 19% setelah menyesuaikan dengan dampak nilai tukar mata uang pada 2014, yang mencapai sebanyak Rp 205 triliun atau EUR 13 miliar. Untuk kawasan Asia Pasifik, Tiongkok merupakan negara yang mengalami pertumbuhan penjualan paling tinggi dengan nominal sebesar 27% dan memberikan sumbangan pendapatan ke perusahaan sebesar Rp 101 triliun atau EUR 6,4 miliar.