Jakarta-TAMBANG. Kegiatan eksplorasi PT Adaro Indonesia selama Juli 2015 hanya menghabiskan dana US$91,139 dari US$165.470 yang dianggarkan. Sementara dari anggaran tahunan yang dijatah sebesar US$1.085.683, sudah terserap sekitar 70%, yakni mencapai US$ 727.338.
Dalam laporan eksplorasi bulanan yang disampaikan secara tertulis kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (10/8), kegiatan eksplorasi dilakukan di lokasi Tambang Paringin dan Tambang Tutupan, di Provinsi Kalimantan Selatan. Kegiatan Eksplorasi dan Geotech diprioritaskan pada daerah-daerah yang memerlukan pemboran untuk mendapatkan data-data geologi, geo hidrologi, dan drainase asam tambang (acid mine drainage / AMD).
Pada umumnya pengeboran dilakukan dengan menggunakan metode pemboran lubang terbuka dan pemboran inti. Pencatatan geofisika yang dilakukan pada hampir semua lubang bor, baik open hole maupun core hole guna memastikan kedalaman setiap litologi, terutama interval batubara.
Total lubang pengeboran yang dilakukan di Area Tutupan selama Juli 2015 sebanyak 13 dengan total kedalaman 807 meter dan total kedalaman pencatatan geofisika 794,15 meter. Di Area Paringin, dilakukan pengoboran dengan jumlah total 10 lubang, berkedalaman pemboran 1.261,8 meter dan kedalaman pemboran geofisika 1.250,65 meter.
Dari ketiga tambang batu bara terbuka yang dikelola anak perusahaan PT Adaro Energy, Tbk yang berkode ADRO itu, hanya di Tambang Wara yang tidak sedang dilakukan eksplorasi.
Rencananya, di bulan Agustus ini Adaro masih akan melanjutkan pemboran ekplorasi di Tambang Tutupan dan Tambang Paringin. Sementara itu pemboran geoteknik akan dilakukan di Tambang Tutupan dan Tambang Wara. Jumlah lubang yang akan dibor adalah 29, dengan kedalaman total 3.054 meter.