Beranda Batubara Cuaca Buruk, Harga Batu Bara akan Naik

Cuaca Buruk, Harga Batu Bara akan Naik

TAMBANG, JAKARTA. HARGA batu bara untuk keperluan pembangkit listrik diperkirakan akan naik akibat gangguan cuaca yang menimpa tambang batu bara di Indonesia dan Australia. Pemicu lainnya adalah dikeluarkannya aturan di bidang industri di Cina.

 

 

Analis dari konsultan pasar modal Morgan Stanley dalam tulisan yang dikirimkan untuk para nasabahnya, sebagaimana dikutip media perkapalan The Hellenic Shipping kemarin mengatakan, harga batu bara termal beberapa bulan terakhir sudah meningkat karena adanya pemangkasan produksi di Indonesia dan Australia, bersamaan dengan peningkatan permintaan batu bara di Cina.

 

Produksi batu bara di Indonesia terpukul oleh musim hujan yang datang lebih cepat, sebagai akibat pengaruh datangnya La Nina.

 

‘’Juga ada banjir di Cina, yang mengganggu produksi batu bara lokal,’’ lanjut Morgan Stanley.

 

Harga batu bara sesuai indeks Newcastle, untuk GAR 6.300 kilo kalori/kilogram naik 25% sejak awal tahun ini, menjadi $63,15, untuk penjualan dengan sistem FOB.

 

Sejak April ini, Cina menerapkan sistem kerja 276 hari dalam setahun, tak lagi 330 hari, untuk mengurangi produksi batu bara yang berlebih. Berkurangnya hari kerja ikut memangkas produksi tambang.

 

Menjurut data Badan Pusat Statistik Cina, total produksi Cina dalam enam  bulan pertama tahun ini mencapai 1,63 miliar ton, turun 9,7% dibanding periode yang sama tahun lalu. ‘’Akibatnya, permintaan terhadap produk impor meningkat,’’ tulis Morgan Stanley.

 

Pada Juni ini, Cina mengimpor 21,75 juta ton batu bara dari segala jenis kalori: rendah, menengah, hingga tinggi. Impor ini meningkat 31% ketimbang Juni tahun lalu, dan naik 14,3% dibanding bulan sebelumnya, Mei.

 

‘’Kombinasi dari kenaikan permintaan plus berkurangnya produksi, membuat stok batu bara di berbagai pembangkit, termasuk stok di pelabuhan, menyusut drastic,’’ lanjut Morgan Stanley.

 

Pada 17 Juli, stok batu bara di pelabuhan yang menghadap Laut Bohai, yakni Qinhuangdao, Caofeidian, Jingtang and Tianjin, menapai 9,66 juta ton, berkurang 2,9% dalam sepekan.

 

Meski demikian, Morgan Stanley mengingatkan, ada factor lain yang bisa membuat harga batu bara jatuh, yakni menurunnya permintaan dari India, serta masuknya India ke pasar ekspor.