Jakarta,TAMBANG,- Coaltrans Asia 2022 kembali digelar di Bali International Convention Centre (BIIC) Nusa Dua, Bali pada 19-20 September 2022. Kegiatan ini sempat terhenti di masa pandemi Covidd-19 dan diselenggarakan secara online pada tahun 2021. Tahun ini pihak Coaltrans memberanikan diri untuk menyelenggarakan secara offline.
Hadir dalam kegiatan yang dipadukan antara konferensi dan pameran ini perwakilan dari Kemenko Maritim dan Investasi yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto, Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif, Plh Dirjen Minerba Idris Sihite dan Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Ridwan Djamaluddin.
Sebagaimana diketahui, Indonesia mempunyai posisi penting dalam peta pasar batu bara global. Negara ini merupakan salah satu eksportif batu bara terbesar di dunia. Setiap tahun lebih dari 400 sampai 500 juta ton batu bara Indonesia dikirim ke luar negeri. Ini yang juga membuat Penyelenggaraan Coaltrans Asia ini mendapat respon posifit yang ditandai dengan peserta yang hadir dalam event ini cukup luar biasa.
Menurut CEO Fast Market sekaligus penyelenggara Coaltrans Asia 2022, Raju Daswani, batu bara harus berperan dalam transisi yang teratur, meski selama bertahun tahun disalahkan sebagai penyebab atas masalah iklim.
Sementara Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Haryanto Damanik menegaskan bahwa saat ini batu bara memiliki peran penting dalam ketahanan energi global. Ia juga menyebutkan situasi dunia saat ini yang mengalami inflasi tinggi dan juga kenaikan harga energi yang salah satunya disebabkan olehkonflik Rusia dan Ukraina. “Disisi lain situasi geopolitik ini telah menjadi salah satu penyebab harga batu bara melambung secara khusus di Eropa. Ini yang kemudian mendorong perusahaan tambang Indonesia meningkatkan produksi,”terang Haryanto. Sayangnya keinginan untuk meningkatkan produksi mendapat tantangan dari sisi ketersediaan alat berat.
Beberapa perusahaan turut serta dalam pameran diantaranya PT ExxonMobil Lubricant Indonesia, PT Putra Perkasa Abadi, PT Pamapersana Nusantara, PT Mifa Bersaudara, PT Berau Coal, PT Bukit Asam dan beberapa perusahaan tambang dan usaha jasa lainnya.