Beranda ENERGI Energi Terbarukan Cina Percepat Pengurangan Pemakaian Batu Bara

Cina Percepat Pengurangan Pemakaian Batu Bara

Pemakaian energi terbarukan dari kincir angin, di Cina. Sumber: wallstreetdaily.com

BEIJING, TAMBANG. CINA, yang selama ini dikenal sebagai negara pemancar karbon terbesar di dunia, bertekad untuk menerapkan strategi energi yang bersahabat dengan lingkungan. Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun ke-13, dikeluarkan Kamis lalu, Cina menetapkan rencananya untuk mengurangi emisi pertumbuhan pancaran CO2 sebelum 2030, dan meningkatkan pemakaian energi bersih hingga 20% dari bauran energi. Cina berniat untuk lebih maju dari kesepakatan iklim Paris, yang ditetapkan Desember lalu.

 

Sebagaimana kemarin diberitakan Climatechangenws.com, Cina akan menjadi negara pertama di deretan terbesar pelepas karbon ke atmosfer, yang bertekad melebihi kesepakatan Paris. ‘’Pemilihan kata ‘mendorong’ dalam kasus ini sangat kuat maknanya. Dari kebiasaan pemerintah berkomunikasi, kami bisa tahu, setiap kata dipilih dengan sangat berhati-hati,’’ kata Li Shuo, penasihat kebijakan iklim senor pada Greenpeace Asia Tenggara.

 

Masyarakat Eropa menolak menambah target pengurangan emisi karbon hingga mencapai 40% pada 2030, dari emisi pada tahun 1990.  Sebanyak 195 negara menandatangani kesepakatan Paris Desember lalu. Mereka setuju untuk meninjau target nasionalnya setiap lima tahun demi memenuhi kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celsius, tapi diupayakan agar bisa memenuhi target 1,5 derajat Celsius.

 

Pemenuhan target ini membutuhkan langkah besar. Di antaranya, mengurangi pemakaian sumber energi yang menghasilkan polusi.

 

Beberapa analis memperkirakan, Cina sudah mencapai target jauh lebih dahulu ketimbang target yang ditetapkan di Paris. Pengurangan pemakaian batu bara untuk energi listrik, misalnya, kini berlangsung besar-besaran. Sebaliknya, pemakaian energi terbarukan, bertambah pesat.

 

Cina memiliki target, pada 2020 sebanyak 15% dari bauran energi berasal dari sumber energi non-fosil. Saat ini pembangkit listrik nuklir yang terpasang mencapai 58 gigawatt, panel surya akan dinaikkan dari 43 GW pada 2015 menjadi 150-200 GW pada 2020, dan pemakaian energi angin dari 145 GW menjadi 250 GW. Sebanyak 1,8 juta pekerja di sektor baja dan batu bara akan dipecat, demi mengurangi polusi udara.

 

‘’Kami memilih sektor baja dan batu bara sebagai awal, karena kami lihat di kedua sektor ini terdapat kapasitas yang berlebih. Kami ingin agar jangan sampai terjadi PHK besar-besaran,’’ kata Perdana Menteri Li Keqiang.

 

Dalam rancangan yang disepakati parlemen Cina disebutkan, hingga 2020 akan ada pengurangan konsumsi batu bara sebanyak 5 miliar ton. Tahun lalu, hanya dalam setahun, Cina membakar 4 miliar ton. Angka ini akan menjadi batas atas.

 

Kantor berita milik pemerintah, Xinhua menyebut rencana ‘’penghijauan’’ oleh pemerintah Cina ini merupakan program bersih paling besar yang pernah dijalankan. ‘’Cina berubah. Di masa lalu, pemerintah menciptakan pertumbuhan dengan cara apapun. Kini yang dicari adalah pertumbuhan berkelanjutan,’’ tulis Xinhua.

 

Cina menargetkan pengurangan pemakaian 15% energi per produk domestik bruto pada 2020, turun dari 16% pada 2010-2015. Target pemakaian karbon per PDB dinaikkan, dari 17% menjadi 18%. Ekonomi diharapkan tumbuh 6,5% setahun, hingga 2030.

 

Pemerintah merencanakan untuk mengurangi produksi baja hingga 100-150 juta ton, demi memangkas pasokan yang berlimpah. Pembukaan tambang baru batu bara dilarang hingga tiga tahun ke depan. Tambang batu bara yang lama, tidak bersahabat dengan lingkungan, akan ditutup.