Jakarta – TAMBANG. PT Central Omega Resources, Tbk (DKFT) mendapatkan dana pinjaman untuk proyek pembangunan pabrik pengolahan (smelter) nikel yang digarapnya. Utang yang didapat dari PT Bank Panin, Tbk senilai US$ 25 juta itu adalah dalam bentuk fasilitas Sight Letter of Credit.
“Fasilitas ini didukung dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) perseroan,” jelas manajemen Central Omega dalam keterangan resmi yang dirilis Senin (29/6).
Pinjaman tersebut menjadi penting karena sumber pemasukan Central Omega selama ini memang tersendat. Selama kuartal pertama 2015 saja perusahaan itu masih harus menaggung rugi Rp 4,41 miliar, akibat kran pemasukan dari penjualan nikel distop pasca larangan ekspor mineral mentah per Januari 2014.
Untuk menggarap proyek smelter penghasil Nickel Pig Iron (NPI) tersebut, Central Omega juga harus menggandeng perusahaan pemodal asal Cina, PT Macrolink Nickel Development. Awal tahun ini, keduanya bersepakat membentuk anak usaha bernama PT COR Industri Indonesia.
Komposisi kepemilikan COR Industri Indonesia memang masih dikuasai Central Omega yang memiliki 60% saham, dengan sisa 40% dimiliki Macrolink. Perusahaan patungan itu pun telah mengantongi izin prinsip Pengolahan dan Pemurnian Mineral dari Kementrian ESDM.
Pinjaman yang telah digenggam COR Industri Indonesia itu akan dipakai memodali pembayaran barang dan jasa pengerjaan smelter berkapasitas produksi 300 ribu ton NPI, yang berlokasi di Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Sebagai kontraktor yang bertanggung jawab atas perekayasaan, pengadaan, serta konstruksi, telah ditunjuk dua perusahaan asal Tiongkok, yaitu China Machinery Import & Export Corporation (CMC) dan China Machinery Industry Construction Group Inc. (SINOCONST).
Direktur Utama Central Omega, Kiki Hamidjaja sebelumnya mengatakan, pembangunan smelter akan dibagi dalam tiga tahap. Total nilai investasinya mencapai US$ 400 juta, dan ditargetkan rampung pada 2017.
“Tahun ini akan dilakukan pembangunan tahap I di lahan seluas 250 hektare, dengan dana sekitar US$ 150 juta,” ungkap Ciho Darmawan Bangun, Direktur Central Omega.
Targetnya, pabrik NPI tahap pertama itu sudah mulai berproduksi pada paruh pertama 2016. Kemudian di tahun depan, anak usaha Central Omega itu baru akan memulai pembangunan smelter tahap kedua dan pabrik kokas sekaligus. Selanjutnya, tahap ketiga smelter akan dikerjakan tahun 2017 dan diharapkan rampung pada tahun yang sama.
“Untuk tahap pertama kami masih cukup dari equity, kemudian tahap kedua dan ketiga akan dilakukan pencarian dana salah satunya dengan right issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu / HMETD),” jelas Ciho, terkait skema pendanaan proyek smelter tersebut.