Jakarta, TAMBANG – Pemerintah Indonesia kini sedang menggencarkan program hilirisasi yaitu mengubah hasil tambang mentah menjadi produk lanjutan. Program ini dilakukan agar hasil tambang mempunyai nilai tambah lebih. Menanggapi program hilirisasi ini, industri-industri pertambangan dituntut bertransformasi menjadi industri yang dapat mengolah bahan mentah. Hal tersebut membuat industri pertambangan dalam kegiatan operasionalnya memerlukan teknologi yang dapat mendukung efisiensi bisnis dan mengurangi kecurangan di lapangan.
Dalam proses distribusi hasil tambang, kontraktor menghitung hasil batubara berdasarkan laporan muatan setiap truk. Selama ini penghitungan hasil produksi tambang batubara itu masih dilakukan secara manual atau dengan jembatan timbang. Jika dilakukan secara konvensional, tentu saja banyak permasalahan yang terjadi. Mulai dari penghitungan yang lama, penghitungan dengan akurasi rendah hingga manipulasi pencatatan data hasil jembatan timbang berpotensi menghambat proses distribusi hingga produksi. Dalam menanggulangi hal tersebut, cara penghitungan dan pengawasan perlu dilakukan secara tepat agar dapat menunjang produksi.
Widya Robotics, perusahaan teknologi asal Yogyakarta, memberikan solusi melalui inovasi alat hitung volume muatan truk yang bernama Widya Load Scanner. Menggunakan teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging), alat ini mampu menghitung volume muatan hasil tambang yang dibawa kendaraan secara cepat dan akurat.
Widya Load Scanner memiliki teknologi yang dapat memproses pengukuran yang lebih cepat dari proses manual yang biasa digunakan. Teknologi ini dapat memproses pengukuran yang lebih cepat dari proses manual yang biasa digunakan. Dengan tingkat akurasi hingga 99,23%, alat ini dapat mengatasi kerugian penghitungan volume yang selama ini terjadi. Dalam hal kecepatan, scanner volume ini mampu menghitung volume muatan truk hanya dalam waktu 47 sampai 50 detik saja untuk satu kali pengukuran.
Alwy Herfian Satriatama, selaku CEO dari Widya Robotics, mengungkapkan ““Widya Load Scanner merupakan alat penghitung volume dengan LiDAR pertama di Indonesia. Saat ini alat ini sudah tersertifikasi oleh SUCOFINDO (T Superintending Company of Indonesia) memiliki akurasi hingga 99,23% dalam penghitungan volume muatan. Jadi, tidak perlu diragukan lagi untuk kehandalan dari alat ini.”
Cara mengoperasikannya yang mudah membuat alat ini mungkin dioperasikan oleh siapa saja. Pertama, truk berisi muatan berhenti sejenak di bawah alat ini. Kemudian, LiDAR sebagai sensor utama akan melakukan scanning pada permukaan bidang dari muatan atau objek muatan truk yang diukur. Proses penghitungan dilakukan dua kali yaitu saat truk berisikan muatan dan saat kosong. Selanjutnya, hasil dari penghitungan volume pada muatan truk tersebut dapat langsung dilihat pada dashboard.
“Menyadari kebutuhan lokasi tambang yang berpindah-pindah, Widya Robotics mengembangkan Widya Load Scanner versi portable yang bisa digunakan menyesuaikan lokasi proyek. Teknologi ini pada dasarnya memang dirancang sedemikian rupa agar praktis saat digunakan dari satu tempat ke tempat lain”, ujar Alwy.
Hasil tersebut juga tercatat dalam sistem, jadi memudahkan pengguna untuk memantau proyek dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Selain itu, data yang dihasilkan juga dapat diunduh kapan saja ke dalam bentuk dokumen seperti excel dan csv, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan data tersebut tentunya kesalahan maupun kecurangan dalam pengukuran volume bisa teratasi. Ketepatan dalam pengukuran nantinya akan berimbas pada proses distribusi maupun produksi di perusahaan pertambangan.
Alat ini sudah digunakan di beberapa teknologi ini sudah terpasang di perusahaan swasta yang berlokasi di Sulawesi dan Kalimantan. Selain di pertambangan, alat ini juga digunakan oleh beberapa perusahaan BUMN pada proyek konstruksi, seperti proyek-proyek pembangunan di Purwakarta, Cirebon, Balongan, Makassar dan Sumatera. Bahkan di pasar luar negeri, Widya Load Scanner juga sudah digunakan oleh perusahaan di Yangon, Myanmar.