Jakarta – TAMBANG. Jumlah belanja modal (Capital expenditure) PT Dian Swastatika Sentosa, Tbk (DSSA) turun 25,93% menjadi US$200 juta dari tahun 2014 sebesar US$270 juta. Perseroan juga tidak melakukan ekspansi tahun ini.
“Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk mendukung bisnis pembangkit listrik,” ungkap Hermawan Tarjono, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DSSA, kepada KONTAN, kemarin (13/2).
DSSA saat ini sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatera Selatan 5 dengan nilai proyek US$ 400 juta. Pembangkit listrik tersebut berkapasitas 2×150 megawatt (MW). Proyek yang ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada tahun 2016 itu sumber dananya berasal dari pinjaman China Development Bank Corporation.
DSSA mendapatkan pinjaman sebesar US$318 juta untuk pembangkit listrik tersebut. Sedangkan untuk membiayai bisnis lain, DSSA akan mengandalkan penggunaan kas internal.
Pada kuartal ketiga tahun lalu, DSSA mencatatkan kas dan setara kas sebesar US$ 199,13 juta. Anak usaha Grup Sinarmas ini juga terus mengembangkan bisnis lain. Salah satunya, DSSA mengucurkan pinjaman kepada salah satu anak usahanya, PT Innovate Mas Indonesia. Transaksi tersebut terjadi pada Rabu (11/2) lalu.
Hermawan mengatakan, DSSA sepakat mengucurkan pinjaman kepada Innovate dengan nilai plafon mencapai Rp 614 miliar. Jangka waktu pinjaman ditetapkan selama lima tahun. Bunga yang dibebankan atas pinjaman terserbut sebesar 12,76%. “Tujuan pemberian fasilitas pinjaman untuk modal kerja dan belanja modal Innovate Mas Indonesia,” ujar Hermawan, dalam pernyataan resmi, kemarin.
Innovate sebelumnya dikenal dengan nama PT Mora Quatro Multimedia (MQM). Perusahaan yang berdiri pada tahun 2010 ini menyediakan layanan broadband multimedia interaktif. Saham DSSA kurang likuid. Pada perdagangan Rabu lalu, harga DSSA di level Rp 12.900 per saham.