Jakarta, TAMBANG – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) mencatatkan sebelas capaian strategis sepanjang tahun 2019. Salah satunya adalah investasi migas yang mencapai USD 12,5 miliar, mencakup investasi di sektor hulu dan hilir migas.
“Investasi migas sebesar USD 12,5 miliar, dengan rincian hulu migas USD 11,5 dan hilir migas USD 1 miliar,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Djoko Siswanto kepada awak media dalam konferensi pers di Gedung Ibnu Sutowo, Jakarta, Selasa (14/1).
Masih di sektor hulu migas, terdapat tiga penandatanganan wilayah kerja (WK) baru yaitu WK Anambas, Selat panjang dan West Ganal. Penerimaan negara yang didapat dari tiga kontrak WK migas tersebut sebesar USD 37,6 juta dalam bentuk bonus tanda tangan dan USD 268,5 juta berbentuk komitmen pasti.
Berikut ini adalah capaian kinerja Ditjen Migas selama tahun 2019:
- Penandatanganan 3 wilayah kerja (WK) baru yaitu WK Anambas, Selat panjang dan West Ganal. Bonus tanda tangan sebesar USD 37,6 juta dan komitmen pasti USD 268,5 juta.
- Penandatanganan kontrak perpanjangan/alih kelola 5 blok migas. Total komitmen kerja pasti USD 855,38 juta dan bonus tanda tangan USD 1,04 miliar.
- Penerimaan migas yaitu PNBP SDA Rp 119,48 triliun, PNBP fungsional USD 324,85 juta dan PPh migas Rp 52,08 triliun.
- Investasi migas mencapai USD 12,5 miliar, terdiri dari investasi hulu migas sebesar USD 11,5 miliar dan hilir migas USD 1 miliar.
- Alokasi gas domestik mencapai 64 persen.
- Lifting migas yaitu lifting minyak 746 mopd, lifting gas bumi 1.060 mboepd dan rata-rata ICP US4 62,37 per barel.
- Pembangunan infrastruktur yaitu jargas sebanyak 74.496 sambungan rumah di 16 kabupaten kota, konkit nelayan sebanyak 13.305 paket di 38 kabupaten/kota dan konkit petani 1.000 paket untuk petani kecil di empat kabupaten/kota.
- Implementasi formula harga BBM baru, menurunkan harga BBM umum.
- Mandatori B20 yang capaiannya 98,13 persen dengan potensial saving dari pengurangan impor solar sebesar USD 2,62 miliar.
- Perizinan online yang diluncurkan 6 Agustus 2019 yang terintegrasi dengan OSS dan Ditjen Migas, menerbitkan 235 izin usaha hilir migas dan 81 izin usaha hulu migas serta 90 non izin teknik dan lingkungan migas.
- Realisasi anggaran sebesar 96,89 persen dari pagu Rp 1,12 triliun.
Sementara untuk rencana dan target tahun 2020, dari total anggaran Ditjen Migas sebesar Rp 4,1 triliun, sebanyak 92,13 persen akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur-infrastruktur energi pro rakyat. Diantaranya adalah pembangunan jargas sebanyak 266.070 SR di 49 lokasi, pembagian konverter kit BBM ke BBG untuk nelayan dan petani sebanyak 50.000 paket, konversi mitan ke LPG 3 kg sebanyak 522.616 paket serta layanan infrastruktur dan studi KPBU sembilan layanan.
Pemerintah juga akan meningkatkan pemanfaatan gas dalam negeri lebih dari 64 persen dan diharapkan industri dalam negeri yang memperoleh harga gas yang sesuai, dapat lebih efisien seperti industri di negara-negara lain yang membeli gas dari Indonesia.
“Rencana lainnya adalah target lifting migas 755 mbopd dan lifting gas bumi 1.191 mboepd,” ujar Djoko Siswanto.
Mandatori B30 telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2020 dengan potensi pencampuran FAME 9,59 juta KL dan potensial saving USD 4,56 miliar. Untuk hulu migas, Pemerintah kembali akan menawarkan 12 WK migas yang terdiri dari 10 WK migas konvensional dan dua WK migas non konvensional.