London, TAMBANG. HARGA nikel mencatat penurunan terendah dalam satu hari, Selasa kemarin, setelah terungkap data melimpahnya stok di gudang pembeli. Harga nikel di Bursa Logam London untuk penyerahan tiga bulan ke depan ditutp pada $13.090 per ton, turun 4,8%. Sebelumnya, pada hari itu harga sempat menyentuh $13.040, turun lebih dari 5%, persentase penurunan terbesar dalam satu hari sejak Mei 2014.
‘’Stok nikel di gudang pembeli terus bertambah. Saya tidak tahu apa yang bisa menghentikannya pada saat ini. Agar harga nikel bisa terus naik, jumlah simpanan di gudang harus dikurangi,’’ kata Daniel Briesemann, analis dari Commerzbank, Frankfurt, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters.
Jumlah cadangan nikel mencapai rekor baru, 444.936 ton, mengganggu kinerja harga nikel yang cenderung naik setelah Indonesia menerapkan kebijakan larangan ekspor mineral mentah, mulai Januari 2014.
‘’Nikel punya peluang untuk jatuh hingga $12.900,’’ kata seorang pedagang.
Harga semua enam logam dasar yang diperdagangkan di Bursa Logam London melemah, menghentikan kenaikan terus-menerus hingga 13%, yang dicapai selama tujuh pekan terakhir.
‘’Pasar logam dasar terkoreksi. Kenaikan terakhir itu terjadi karena spekulasi, dan harganya melebihi dari seharusnya. Saya perkirakan harga akan terus turun dalam jangka pendek ini,’’ kata Briesemann. Ia juga memperkirakan harga nikel akan di bawah $13.000 per ton.
Harga dollar yang terus melambung juga menjadi salah satu faktor menurunnya harga komoditi. Dollar yang tinggi membuat harga komoditi menjadi mahal bagi produsen yang menggunakan valuta lain.
Harga euro melemah setelah seorang pejabat Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa pihaknya mungkin memangkas suku bunga surat utang eurobond. Faktor lain adalah data ekonomi Amerika Serikat yang menjanjikan, membuat dollar menguat.
Harga tembaga turun 2,5% menjadi $6.220, terendah dalam tiga pekan terakhir, penurunan paling tajam sejak Januari.
Harga aluminium untuk penyerahan tiga bulan ke depan turun 1,7% mencapai $1.790, terendah dalam tiga pekan, setelah terungkap stok yang melimpah.
Harga seng turun 2,3% mencapai $2.228. Sementara timbal jatuh 1,5% menjadi $1.937, terendah sejak 9 April.
Yang bernasib baik adalah timah. Harganya ditutup naik 0,8% menjadi $16.000, setelah Indonesia, produsen terbesar timah olahan, mengumumkan kebijakan ekspor yang lebih ketat.
Foto: Bursa Logam London. Sumber: thestar.com