Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menanggapi wacana PT Freeport Indonesia (PTFI) yang akan membangun smelter di Papua. Katanya, selagi cadangan cukup, pemerintah mendukung langkah tersebut.
“Intinya kan sekarang kalau tidak ada izin, ada tidak tambahan produksi daripada konsentrat. Kalo ada tambahan itu bisa diproses di Papua,” ungkap Arifin di Gedung ESDM, dikutip Senin (26/6).
Menurut Arifin, PTFI sendiri dikabarkan sudah menyanggupi untuk membangun fasilitas pemurnian dan peleburan konsentrat tembaga tersebut. Namun, dia belum mengetahui investor mana yang akan digandeng PTFI dalam pembangunan smelter ini.
“Mereka Freeport menyanggupi untuk itu, makanya dilakukan eksplorasi untuk memastikan bijihnya itu, kita yakin cadangan di sana cukup. Saya belum tahu dengan siapa-siapanya,” beber Arifin.
Saat ini PTFI sedang merampungkan smelter yang terletak di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada Mei 2024.
Di samping itu, PTFI juga punya smelter yang dikendalikan anak usaha, PT Smelting Gresik dengan kapasitas sebesar 1,3 juta ton per tahun. Sehingga jika dijumlahkan, PTFI mampu memproduksi konsentrat tembaga sebesar 3 juta metrik ton per tahun.
Diketahui, cadangan mineral PTFI di tambang Grasberg, Papua baik emas maupun tembaga mencapai 1,8 miliar metrik ton. Artinya, cadangan tersebut akan habis pada 2051.
Sementara izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PTFI yang sudah disahkan pemerintah berlaku hingga 2041.